Sudah satu bulan lamanya Ayudia belajar cadongan bersama Leo. Hari ini Leo melepas Ayudia cadongan mandiri di depan komputer.
"Gila apa Mbak! Harus sekarang? Aku belum siap. Tunggulah satu minggu lagi." pinta Ayudia memohon kepada Leo.
"Enggak Yu, sudah satu bulan. Aku yakin kamu sudah bisa mengerjakannya sendiri,"
"Oke, tapi tolong jangan sekarang, Mbak. Paling tidak tanyakanlah dulu kepadaku, jangan dadakan seperti ini." Ayudia mulai merasa kesal karena Leo tidak menggubrisnya.
"Maaf Yu, ini bukan murni keputusanku. Tetapi juga perintah dari Pak Azriel. Jadi tolong, jangan protes ke aku." Leo menegaskan.
Seketika Ayudia diam seribu bahasa. Tidak percaya dengan yang ia dengar.
"Apa? Semua ini perintah dari Pak Azriel? Matilah kau. Mana bisa aku protes kepadanya," batin Ayudia sambil menepuk jidatnya. Tiba-tiba seseorang dari belakang Ayudia datang dan menepuk bahunya.
"Ada apa? Kenapa berisik sekali di sini?" Pak Azriel bertanya kepada Ayudia dan Leo. Menyadari akan kehadiran Pak Azriel, Ayudia seketika berpaling menghadap ke arahnya.
"Pak, saya belum siap untuk cadongan mandiri sekarang. Tolong beri saya waktu satu atau dua hari lagi untuk mempersiapkan diri," pinta Ayudia seraya memohon.
"Leo, menurutmu bagaimana?"
"Sebenarnya dia sudah siap dan mampu Pak, hanya saja masih kurang percaya diri," jawab Leo meyakinkan Pak Azriel.
"Oke, bagaimana Ayu? kamu sudah mendengar sendiri bukan, apa kata Leo? Jadi, selamat bekerja. Satu lagi, saya akan membantumu di sini."
Kata-kata yang terucap dari mulut Pak Azriel terdengar sangat jelas di telinga Ayudia. Ia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam hati ia menggerutu.
"Hah! Didampingi Pak Azriel? Paling cuma ngawasi doang, sama saja bohong, malah bikin akunya nggak fokus kerja, gugup dan nggak bisa konsentrasi. Lebih baik ditemani Mbak Leo, kan sama saja."
Sambil mengernyitkan alis, Ayudia duduk di depan komputer, siap melakukan cadongan. Pekerja dari urutan meja pertama berdatangan untuk menyetorkan garapan mereka, serta mengambil sisa ambri kekurangannya. Terlihat Pak Azriel sibuk membantu membagikan ambri masing-masing pekerja giling. Para ibu pekerja giling heran melihat Pak Azriel bersedia membantu Ayudia di sana. Biasanya, jika bersama Leo, Pak Azriel hanya duduk mengawasi pekerjaan mereka, namun kali ini berbeda. Ayudia yang melihatnya pun terkejut, tidak biasanya Pak Azriel bersedia membantu di tempat cadongan.