“Kenapa lo ucek ucek mata, sini gue kucekin biar kinclong”
***
Keysha, gadis itu kini tengah berkutat dengan buku dan seperangkat alat belajarnya. Ia benar benar frustasi, bagaimana tidak Bu Roro, guru BK nya menghukum Keysha menulis kalimat darinya kalimatnya seperti ini “Saya berjanji tidak akan terlambat lagi dan belajar disiplin” dan ditulis penuh 4 lembar folio dengan tulisan tegak bersambung. What the hell? Sudah bisa dipastikan kenapa guru BK itu menghukumnya. Ya pasti karena Keysha terlambat. Gadis itu mengacak rambutnya
“Sialan tuh guru, bener bener ya. Lagian kenapa sih papa ngerekrut guru itu jadi guru BK di Delton?” Keysha melanjutkan menulis kalimat keparat dari guru laknat itu dengan mulut berkomat kamit melontarkan sumpah serapah kepada guru laknatnya. Ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk. Keysha membaca nama kontak di ponselnya itu “momo pero” begitulah nama kontak si penelepon itu. Keysha mengusap ke atas tombol hijau di layarnya
“Siska, lo dimana” terdengar suara orang dari seberang sana
“Geblek lo, apaan sih Ver ngapain lo nelpon dah. Orang sekarang kita aja lagi adep adepan”
“Hehe.. yodah gue matiin deh teleponnya gue kesana ya”
Keysha hanya geleng geleng kepala dengan kelakuan absurd sahabatnya ini. Jelas jelas rumah mereka sebelahan, bahkan kamar mereka saja berseberangan lalu bagaimana bisa Kavi dengan santai meneleponnya dan menanyakan keberadaanya. Dan satu mereka sedang berhadap hadapan tadi.
Terdengar suara ketukan pintu, Keysha sudah tau siapa si pengetuk pintu itu, ia bangkit dari duduknya dan membukakan pintu
“Biasanya juga langsung masuk. Kaga pake ketuk dulu” makinya kepada Vero
“Sopan dikitlah Siska”
Siska, begitulah Kavi memanggil Keysha. Begitupun dengan Keysha yang memanggil nama Kavi dengan nama panggilan Vero. Nama panggilan itu Keysha ambil dari nama belakang sekaligus nama keluarga Kavi, “Kaviandra Xaviero”. Kavi pun sama nama Siska ia ambil dari nama belakang sekaligus nama mama Keysha.
“Ngapain ke sini?” ujar Keysha sarkas kepada sahabatnya
“Jutek amat neng. Pake nanya lagi, ya mau ngajak lo main lah. Sekalian makan yekan?”
“Main kemana? Makan apa? Palingan makan cilok sama es cendol”
“Cilok sama cendol juga belinya pake duit oy. Gue trauma ngajak lo makan di restoran mahal sama bawa lo main ke mall ya. Bisa bisa jadi gembel lagi gue. Cukup waktu itu aja gue ga jajan sebulan gegara lo yang ngabisin duit gue”
“Cilok mulu.. yang elit ngapa. Bisa bisa ni leher gue aja jakun nya gegara lo jajanin cilok mulu” Keysha memanyunkan bibirnya, sahabatnya satu ini benar benar menyebalkan
“Ya gapapa malah makin cakep” Kavi nyengir kuda, lalu senyuman tipis nampak diwajah tampannya. Ia merasa bersyukur memiliki sahabat seperti Keysha.
Sedang asiknya mereka berbincang tiba tiba suara ketukan pintu terdengar lagi disusul dengan suara Marinka Fransisca—mama Keysha— memanggil namanya.