“Alah, jomblo mah jomblo aja. Tenang Ka. Jomblo itu bukan berarti ga laku, tapi emang ga ada yang mau. Huhu.. kacian”
***
Sore ini, Keysha sedang berada di taman bersama Kavi. Mereka baru pulang dari latihan karate. Mereka hanya berjalan jalan keliling taman, sambil bercanda ria. Sifat Kavi yang menyebalkan berhadapan dengan sifat Keysha yang bawel. Sungguh klop
“Vero, pegel”
“Bilang aja lo mau modusin minta gue gendong. Yekan?”
“Idih GR banget lo”
Mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak di bangku taman. Kepala Keysha ia senderkan di pundak milik Kavi. Sambil menatap langit sore dan Dandelion yang berterbangan.
“Siska, lo lagi deket sama cowok ya?”
Keysha mengangguk
“Siapa?”
“Lo sama Azka”
“Ye bego. Selain gue sama Azka”
“Gada”
“Lo ga ada niatan buat cari pacar gitu Ka?” pertanyaan dari Kavi itu membuat Keysha mendongak menatapnya.
Pertanyaan macam apa itu? Pertanyaan itu asing di telinga Keysha. Pasalnya Kavi lah yang menjadi orang pertama yang bertanya semacam itu pada Keysha.
“Oh iya. Gue lupa. Lo kan galak. Mana ada yang mau sama cewek galak kaya lo” bukan Kavi namanya jika ia tak menggoda Keysha. Keysha mencubit perut Kavi. Sahabatnya ini menyebalkan
“Ga gitu Ver. Kalo gue pacaran nanti gue ga fokus belajar. Bisa bisa nilai gue turun dan ya.. you know lah”
Kavi hanya diam. Ia merasa kasihan kepada sahabatnya ini. Ia terlalu di kekang oleh kedua orang tuanya. Keysha pun terdiam. Sepertinya ia mulai meratapi nasib nya ini
“Alah, jomblo mah jomblo aja. Tenang Ka. Jomblo itu bukan berarti ga laku, tapi emang ga ada yang mau. Huhu.. kacian”
Keysha angkat kepalanya dari pundak Kavi. Dan menatap Kavi dengan wajah garangnya.
“Lo ngeledek gue ga ada yang mau ha?” pipinya mengembung, bibirnya mengerucut, dan kedua matanya yang melotot. Sungguh menggemaskan. Kavi tertawa geli, ia mencubit pipi sahabatnya ini