"Kalo besok gue buat dia biar ga baik baik aja gimana?”
***
Keysha cepat cepat membenahi bukunya. Ia bergegas lari menuju ke parkiran tanpa memperdulikan panggilan dari Stevi
“Lama” ucap Draco yang sudah siap dengan motornya. Ia menyodorkan helm untuk Keysha. Setelah dirasa siap, Draco melesatkan motor sport merahnya.
Motor Draco berhenti di parkiran dari sebuah gedung apartemen yang menjulang tinggi. Mereka berjalan memasuki apartemen itu. Draco berhenti melangkah. Lalu ia tertawa geli
“Buruan.. ngapa lo berhenti”
“Lo yakin mau masuk pake helm itu”
Keysha memegang kepalanya. Lalu gadis itu nyengir lebar ketika mendapati helm itu masih menempel dikepalanya. Gadis itu melepas helm tadi dan meletakkan helm itu diboncengan motor sport Draco.
Draco berdiri didepan lift yang masih tertutup itu. Ia menekan tombol, lalu terbukalah pintu lift itu bersama keluarnya seorang gadis yang memakai seragam sekolah Delton. Gadis itu kaget karena adanya Draco. Ia keluar lift dan langsung memeluk Draco tanpa rasa malu. Draco mundur beberapa langkah dari lift. Niatnya untuk memasuki lift ia urungkan sejenak karena gadis ini.
“Lepasin” ucap Draco singkat tanpa membalas pelukan gadis itu. Gadis itu tak bergeming, ia malah mempererat pelukannya.
“Lepasin” ucap Draco ke dua kalinya. Ia mendorong gadis itu, menarik tangan Keysha dan memasuki lift.
'Lo salah punya urusan sama gue Key'
Gadis itu tersenyum smirk lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Kini Keysha sudah berada di apartemen bernomor 210 itu. Ia menyibakkan gorden dan membiarkan cahaya matahari masuk menyinari ruangan itu. Apartemen ini sudah tak begitu asing bagi Keysha, pasalnya dulu ia pernah kesini saat Draco menolongnya waktu insiden club malam itu. Hanya dua warna yang dominan di apartemen milik Draco ini. Yaitu warna hitam dan putih. Sepertinya lelaki itu menyukai monokrom.
Draco, lelaki itu keluar dari kamar mandi, rambutnya basah dan ia hanya memakai celana jeans putih saja tanpa memakai baju. Keysha terpana dengan tubuh lelaki itu.
“Biasa aja liatinnya” Keysha gelagapan dan langsung menutup matanya menggunakan tangannya. Draco tersenyum geli dengan gadis ini
“Ngapain lo tutupin. Percuma, lo udah liatin badan gue lebih dari 2 menit”
Oh shitt. Keysha malu sekarang, salahkan saja matanya ini.
“Pake baju lo buruan” Keysha sudah membuka matanya, pandangannya masih sama. Draco yang hanya memakai celana jeans putih, dengan jam tangan hitam yang ada ditangan kirinya dan rambutnya yang sedikit basah.
“Emang kenapa? Bukannya lo seneng?” Entah mengapa Draco sangat ingin menjaili gadis itu
“Nanti gue malah liatin lo” setelah mengucapkan itu Keysha langsung membekap mulutnya sendiri. Sambil merutuki kebodohannya
'Aduh Key. Bego bego bego.. malu kan jadinya'
Draco tertawa, gadis ini menurutnya sangat lucu dan menggemaskan. Namun kadang Keysha bisa berubah menjadi galak dan judes seperti monster kepadanya. Draco membuka lemarinya dan memakai kaos hitam polos yang telah ia ambil. Lalu ia melangkah menuju kulkas dan mengambil beberapa snack dan minuman kaleng. Draco duduk disamping Keysha, gadis itu mengambil buku buku didalam tasnya dan memberikan buku itu kepada lelaki disampingnya. Draco mengambil buku itu, ia membukanya dan mulai mendengarkan Keysha yang sedang menerangkan materi kepadanya. Seulas senyum tipis tercetak di bibirnya.