KHADAM

Husni Magz
Chapter #1

Prolog

Konon, menurut cerita yang aku dapatkan dari orang-orang di kampungku, kakek buyutku terkenal sakti mandraguna. Karena kesaktiannya itulah orang-orang kagum kepadanya dan menganggapnya sebagai lelaki bukan sembarang lelaki. Sebagian orang menganggapnya wali Allah hanya karena kakek buyutku kebal senjata. Aku pikir-pikir, jika orang kebal senjata bisa dianggap sebagai Wali Allah, barangkali para pemain sirkus yang biasa mempertontonkan pertunjukan hebat dan ajaib, mereka juga akan diklaim sebagai wali. Sungguh lucu memang. Tapi biarlah aku lanjutkan cerita ini.

Jadi, kamu pasti penasaran dari mana kisah kesaktian kakek buyutku itu bermula. Mari kita simak kisahnya. Semua kisah ini langsung aku dengar dari penuturan kakekku, Haji Romli sebagai anak bungsu dari Suryadinata. Jawara kampung yang sakti mandraguna.

"Bagaimana ceritanya, Ki?" tanyaku kepada kakek kala itu. Di malam hari pertama liburan semester yang kuhabiskan di kampung kakek.

"Ceritanya panjang," jawab kakek sembari menghisap padud yang terbuat dari kelobot jagung. Asap tebal dengan bau kemenyan dan cengkeh yang menyengat membuatku sedikit agak mual. Tapi cerita tentang Ki Suryadinata jauh lebih menarik dibanding pengalaman tidak menyenangkan dari bau tembakau yang kakek hisap.

"Tidak apa-apa, Ki. Rania siap mendengarkan," timpalku dengan nada antusias. Aku memang selalu tertarik mengulik hal-hal yang berbau ghaib dan klenik. Bahkan dulu, ketika aku dan teman-temanku ikut Persami, kami mencoba bermain boneka jelangkung hanya bermodal rasa penasaran setelah melihat tayangan film horor dari CD bajakan. Dan berani bertaruh kami tidak menemukan kejadian aneh selain pengalaman konyol kami di masa remaja. Jadi, cerita Ki Suryadinata sebagai kakek buyutku aku anggap cerita pengantar tidur yang tidak memiliki pengaruh atau hubungan apa pun dengan hidupku. Tapi ternyata aku salah besar.

Kisah dari kakek menjadi permulaan dari sebuah petaka yang membuntutiku dengan kejadian-kejadian yang mengerikan.

Lihat selengkapnya