KHADIJAH - BEAUTIFUL STORIES FOR KIDS
“Selain pandai berdagang, Khadijah juga tertarik pada ilmu pengetahuan. Dia berguru
kepada saudara sepupunya, Waraqah bin Naufal bin Asad, satu dari empat orang Arab yang mendapat julukan Hanif,” jelas Kakek Hamzah.
“Siapa Hanif itu, Kek?” tanya Syifa.
“Orang-orang yang membenci dan menolak menyembah berhala,” jawab kakek.
Menurut para Hanif itu, bangsa Arab telah menyalahi agama Ibrahim, leluhur mereka. Kemudian, empat orang ini pergi mencari jalan masing-masing. Akhirnya, Waraqah memeluk agama Nasrani dan mempelajarinya. Dia salah satu dari sedikit orang yang paling mengetahui ajaran-ajaran Nasrani.
Kakek Hamzah melanjutkan ceritanya.
“Terpengaruh dengan sikap Waraqah, Khadijah pun membenci penyembahan kepada patung. Khadijah tidak menyekutukan Tuhan. Dia menjadi pengikut Nabi Ibrahim dan Isma‘il a.s. yang mengesakan Tuhan.
Kemudian, Khadijah menceritakan segala hal mengenai Muhammad kepada sepupunya itu. Waraqah kagum mendengarnya. Lalu, Waraqah pun yakin bahwa Muhammad memiliki semua sifat dan perilaku serta kemampuan sebagai seorang utusan Allah.
Rupanya, perasaan kagum Khadijah kepada Muhammad telah berubah menjadi rasa cinta. Khadijah berniat untuk menikah dengan Muhammad,” tutur kakek.
Sebenarnya, sudah banyak laki-laki, termasuk pangeran Arab dan pembesar suku Quraisy yang melamar Khadijah. Tetapi, semuanya ditolak Khadijah.
“Namun, Muhammad berbeda dengan mereka,” ucap Kakek Hamzah. “Muhammad adalah seorang yang halus wataknya dan tinggi budi pekertinya.”
Khadijah adalah wanita kaya dan cantik. Kala itu, Khadijah berusia 40 tahun. Sementara Muhammad berusia 25 tahun.
“Jika Khadijah melamar Muhammad, hal itu menentang tradisi Arab. Karena, seorang wanita hanya boleh menunggu lamaran dari laki-laki,” jelas kakek.
Beruntung, Khadijah mempunyai seorang sahabat wanita bernama Nafisah binti Umayyah. Dia masih kerabat dekat Muhammad. Nafisah juga merupakan saudara perempuan Ya‘la bin Umayyah. Dia adalah seorang lelaki yang menjadi sahabat Nabi.
“Kemudian, Nafisah membesarkan hati dan menenangkan perasaan Khadijah. Menurut Nafisah, Khadijah adalah seorang wanita yang memiliki martabat, terhormat, memiliki harta, dan berparas cantik. Dia yakin, Muhammad mau menikah dengan Khadijah,” ungkap kakek.
Lalu, Nafisah menawarkan diri menolong Khadijah. Dia pun mendatangi Muhammad untuk mengetahui isi hatinya kepada Khadijah. Juga ketertarikan Muhammad untuk menikah dengan Khadijah.
“Apa yang menghalangimu untuk menikah?” tanya Nafisah kepada Muhammad. Dia sudah menganggap Muhammad seperti anaknya sendiri.