Khodam Leluhur

Kakco
Chapter #10

BAB 10 AMARAH RATU KENCANA WUNGU

Akibat kejadian tersebut, Gunawan dan Aris dipanggil oleh Guru BP, mereka di interograsi oleh Guru BP, gunawan dan Aris telah mengatakan semuanya secara jujur tapi pihak guru BP tidak mempercayai perkataan kedua. Guru bp takut karena orang tua Rendy adalah seorang Kapolsek di tempat sekolahan itu berada sedangkan orang tua Angga adalah seorang pengusaha Sukses. Sehingga guru BP terus menerus menampar dan menghardik Gunawan dan Aris supaya mengakui bahwa merekalah yang memulai perkelahian. Hal tersebut membuat Gunawan dan Aris menangis sedih dan meneteskan air mata.

Tentu saja tamparan dan pukulan yang diberikan oleh seorang wanita yang bernama bu Nurindah tersebut tidak terasa sakit bagi gunawan dan aris. Yang membuat diri Gunawan dan Aris menangis adalah mengapa seorang guru yang seharusnya memberikan contoh yang baik dan sebagai panutan murid-muridnya, malah tidak mau melihat fakta-fakta yang ada di lapangan. Bagaimana mungkin seorang junior yang berjumlah dua orang dengan sengaja memulai dan memancing konfortasi dengan seniornya yang berjumlah sepuluh orang. Karena dilihat dari mental dan jumlah saja sudah sangat jelas tidak mungkin seorang junior berani membully kakak seniornya yang berjumlah lebih banyak dari mereka.

Tapi inilah dunia, setiap orang hanya menilai dan mengakui seseorang dari apa yang dia miliki dan seberapa penting kedudukan mereka, keadilan adalah barang yang sangat langka dan mahal di zaman sekarang ini. Gunawan dan Aris di kurung di ruang BP dan tidak dizinkan untuk mengikuti pelajaran sekolah dan dari pihak sekolah memanggil kesepuluh orang tua murid yang dihajar oleh gunawan dan aris termasuk orang tua Rara dan Riri. Hanya orang tua gunawan dan Aris yang tidak di panggil oleh pihak sekolah karena gunawan dan aris masuk kesekolah ini melalui jalur prestasi.

Ki buyut seno, Raja Ageng Dewantara, Purnama dan Ratu Kencana Wungu hadir di hadapan tuan mereka.

“Hormat kami untuk Raden/Pangeran” ucap mereka berempat

Gunawan dan Aris menganggukan kepala

“Raden izinkan Hamba untuk memberi pelajaran kepada sepuluh manusia laknat dan wanita yang memukul Raden Paku Langit” ucap Raja Ageng Dewantara.

“hah! jangan bertindak semau mu Ageng dan jangan menambah masalah ku!” ucap Aris.

Agend Dewantara tidak menjawab Aris tapi dia tetap berada pada posisi berlutut dan tidak bangun dari tempat dia berlutut.

Lihat selengkapnya