Ketika suasana disellimuti keheningan yang Canggung setelah Ratu Kencana Wungu dan Raja Ageng Dewantara menghilang, terdengar suara dengkuran yang sangat pelan dari Gunawan dan Aris. Sontak suara dengkuran kedua anak muda tersebut memecahkan suana hening yang Canggung karena ketika pak Amir guru agama mencoba membuka pintu ruangan BP, pintu tersebut kembali tidak bisa terbuka dan seperti terkunci. Hal itulah menyebabkan kecanggungan di ruangan BP itu terjadi.
Pieter yang melihat kedua pemuda sedang tertidur lelap, menyuruh kedua anak gadisnya untuk membangunkan kedua pemuda tersebut. Kemudian Riri coba membangunkan Gunawan dan Rara Coba membangunkan Aris, setelah beberapa saat kedua gadis mencoba membangunkan Gunawan dan Aris, akhirnya kedua pemuda tersebutpun terbangun dari tidurnya.
“eh kok banyak orang di ruang BP?” ucap gunawan sambil mengucek matanya.
“loh kok bukan bu Nurindah yang ada di ruang BP dan kenapa kepala sekolah dan Pak Amir ada di ruang BP?” tanya Aris.
Kemudian pak Ero sebagai kepala sekolah menerangkan situasi keseluruhan yang terjadi kepada Gunawan dan Aris termasuk pintu ruang BP yang sekarang terkunci dan tidak bisa terbuka.
Gunawan dan Aris berkumunikasi lewat batin dan mereka sepakat untuk berpura-pura tidak mengerti. Setelah gunawan dan aris saling pandang dengan expresi bingung lalu kedunya menatap ke arah orang tuanya Rendi dan Angga.
Sontak yang lainnya menatap kearah orang tuanya Rendy dan Angga
“perkenalkan saya Thomas ayahnya Angga...” ahmad sejenak melihat kearah Gunawan dan Aris dan ahmad masih melihat dua Khodam yang tadi menampakan diri di hadapan semua orang, lalu melihat Pistol Revolver yang sekarang berbentuk bagaikan gundu raksasa dan ahmad menghadap ke pintu ruang BP dan dia melihat ada sesosok jin yang tinggi besar duduk dan menghalangi pintu keluar, jin tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Ki Buyut Seno. Thomas langsung menelan ludahnya dan tidak berani melihat ke arah dua Khodam yang berada di belakang Aris dan Gunawan. Ternyata Thomas pernah belajar ilmu kebatinan dan yang membuat Thomas setakut ini, khodam miliknya tidak merespon dirinya semenjak dia memasuki halaman sekolah anaknya. Hal ini menimbulkan firasat buruk dan pertanda bahwa ada yang membuat Khodam miliknya takut dan tidak berani menampakan diri.
“nak Aris dan nak Gunawan saya mengaku salah dan mengaku lalai dalam mendidik anak saya Angga sehingga menyebabkan kesalah pahaman ini. Dan saya juga meminta maaf kepada Rara serta Riri atas perlakuan Angga yang tidak sopan dan hampir saja melecehkan Rara jika tidak di cegah oleh nak Aris dan nak Gunawan. Tapi..tapi saya mohon kepada nak aris dan nak gunawan untuk tidak membawa masalah ini lebih jauh dan saya meminta khususnya kepada nak gunawan supaya Khodam pendamping nak gunawan untuk melepaskan anak saya angga. Saya berjanji saya akan memindahkan Angga dari sekolah ini dan mengirimnya ke pesantren untuk memperbaiki moral dan tingkah laku anak saya. Saya mohon kepada nak gunawan dengan sangat, tolong jangan celakai anak saya, saya rela melakukan apapun asal nak gunawan memaafkan anak saya.” ucap Thomas dengan mata berkaca-kaca.
“pak Thomas insya allah saya tidak menaruh dendam kepada angga anak bapak, tapi....” gunawan tidak meneruskan omongannya dan langsung menunduk.