Aris berjalan didepan gunawan dan perlahan memasuki area dalam Cafe, dari luar Aris dan Gunawan merasakan Aura kegelapan yang sangat pekat bahkan aura kegelepan tersebut lebih pekat dari diluar Cafe milik Pieter. Ketika Aris dan Gunawan ingin melangkah kedalam ruangan Cafe seolah ada dinding gaib yang menghalangi.
Aris segera merapalkan ajian panca sona yang diajarkan oleh hasbi, dan aris menghentakan kakinya ketanah seketika itu juga pagar gaib yang menghalangi aris dan gunawan runtuh.
Ketika Aris dan Gunawan masuk ke dalam Cafe, sontak semua lampu cafe tiba-tiba padam dan pintu Cafe langsung tertutup dengan sendiri.
Blam..terdengar suara pintu yang tertutup dengan kencang. Riri dan Rara yang melihat kejadian tersebut ingin berlari kearah Cafe tapi segera di tahan oleh Pieter dan Ningsih.
“sabar nak, ingat yang dikatakan Aris tidak ada yang boleh keluar dari lingkaran yang telah dibuatnya apapun yang terjadi” ucap Pieter menerangkan kepada kedua putrinya
Riri dan Rara hanya bisa menangis sambil melihat kearah pintu Cafe yang tertutup dan semua lampu yang berada di cafe padam,sehingga kondisi di dalam cafe tersebut menjadi gelap gulita dan mereka yang berada diluar tidak dapat melihat apapun dari dalam Cafe.
Sementara itu Aris dan Gunawan yang berada di dalam Cafe segera memunajatkan doa perlindungan dengan membacakan surat Al-ikhlas, Al-Anas dan Al-Falaq. Setelah mereka selesai membaca doa, kedua badan mereka bersinar terang dan menerangi seisi ruangan cafe. Aris memancarkan Aura keemasan dari badannya sedangkan gunawan memancarkan Aura berwarna putih yang bersinar.
“hi..hihi..hihi!”
Secara tiba-tiba dari dalam Cafe terdengar suara ketawan cekikikan dari mba kunti dan bau tak sedap seperti bau bangkai busuk.
“hi..hi.hi.hihihi, jangan ikut campur urusan kami anak muda jika kalian sayang kepada nyawa kalian” ucap kutilanak yang menggunakan baju merah dan berwajah menyeramkan. Dan dibelakang kutilanak tersebut terdapat jenis dedemit seperti pocong, anak kecil dan mahluk seperti manusia tetapi tubuhnya dipenuhi luka yang sangat banyak dan dari luka tersebut banyak darah berjatuhan dan menebarkan bau yang sangat busuk.
“mahluk laknat, kamulah yang mencampuri urusan orang lain, tidak seharusnya kalian berada disini” ucap Aris geram
“hi...hi.hiii.hihihi..anak manusia kalian sangat sombong, akan kubinasakan kalian dan jin pendamping kalian, ayo pasukan ku serang mereka”
Ki Buyut Seno dan Raden Purnama hendak maju melawan pasukan Kutilanak merah tapi segera dicegah oleh Aris dan Gunawan. Aris dan Gunawan ingin membuat kejadian ini sebagai latihan mereka untuk mempertajam ilmu mereka
“gun serahkan ini sama gue, lu berjaga-jaga aja di sekitar gue” pinta Aris kepada Gunawan.
Gunawan memberikan anggukan kepala dan bersiap siaga dibelakang Aris. Aris merapalkan ajian amukan naga geni dan dia menempelkan tangannya ke lantai lalu seperti menarik sesuatu dari bawah tanah. Dan ketika tangan Aris terangkat sepenuhnya keluar dua buah Naga Geni sepanjang 5 meter, kedua naga tersebut segera menyerang ke arah pasukan kuntilanak merah dan ketika Naga Api muncul sontak keadaan di dalam ruangan Cafe menjadi semakin terang benderang, namun tidak lama kemudian terdengar suara teriakan minta ampun dan jeritan pasukan kuntilanak merah yang dibakar oleh naga geni. Setiap naga geni menabrak pasukan Kuntilanak merah, pasukan yang ditabraknya langsung terbakar.