Khodam Leluhur

Kakco
Chapter #20

BAB 20 SUNSET

Seluruh pasukan Warok dan Ki Buyut Seno, mengelilingi dan membuat pagar gaib disekitar sukma milik Ki Bambang Perkasa.

Aris memainkan Pedang Pembelah Langit ditangannya, pemandangan tersebut membuat sukma ki Bambang Perkasa merasa sangat ketakutan.

“ampun Raden, Ampun Pangeran, saya hanya disuruh oleh teman dari Pieter yang tidak senang dengan kemajuan usaha yang Pieter miliki dan Pieter tidak mengajak dirinya untuk berkerja sama dalam usaha tersebut. Dia meminta saya untuk menggangu semua usaha Pieter sampai bangkrut dan nanti akhirnya Pieter akan mengajak dirinya untuk berbisnis bersama karena Pieter mengalami kesulitan keuangan” ucap Ki Bambang Perkasa

“apakah kamu akan bertobat setelah kejadian ini dan apakah kamu rela kami menghancurkan semua kesaktian mu, jika kami mengampuni nyawa mu” tanya Gunawan

“baiklah Pangeran saya bersedia melakukan apa saja asalkan pangeran dan raden mengampuni nyawa saya” jawab ki Bambang Perkasa

“baiklah mari kita pergi kerumah mu” jawab Gunawan sambil mendekat dan memegang sukma ki bambang perkasa.

Gunawan dan Aris bersama sukma Ki Bambang sampai di rumahnya dan Gunawan berserta Aris terkejut melihat raga Ki Bambang mengeluarkan darah dari paha sebelah kirinya, lukanya persis sama dengan luka yang di alami oleh sukma ki Bambang Perkasa.

Kemudian tanpa basa basi, gunawan mengembalikan sukma Ki bambang kedalam tubuhnya dan setelah itu gunawan memegang kepala ki bambang perkasa. Gunawan membacakan ajian penghancur malam lalu gunawan menarik sesuatu dari kepala ki bambang perkasa, seketika itu terlihat sesuatu yang berwarna hitam dan merah tertarik keluar dari tubuh ki bambang perkasa.

Gunawan mengepalkan tangannya dan seketika itu juga sesuatu yang berwarna hitam dan merah yang ditarik oleh gunawan terbakar dan menjadi abu. Abu tersebut berserakan di sekitar jasad Ki Bambang Perkasa. Aris dan Gunawan meninggalkan Raga Ki Bambang Perkasa, setelah Aris menghentikan pendarahan yang terjadi di paha sebelah kiri Ki Bambang Perkasa. Sukma Aris dan Gunawan langsung kembali ke Raga mereka masing-masing dan pasukan Warok serta Ki Buyut Seno telah kembali ke tempat mereka masing-masing. Hanya warok irwan yang tetap berada di cafe milik Pieter.

Pada saat sore hari setelah sholat Ashar, keluarga Gunawan dan Aris datang ke Cafe milik Pieter.mereka di sambut oleh sebuah pemandangan yang sangat menyejukan. Keluarga Aris dan Gunawan berjalan ke tempat acara berlangsungnya acara syukaran dan santunan anak yatim dan kaum duafa, mereka melewati beberapa Petak sawah yang sengaja di tidak di hilangkan dari are Cafe dan menjadi nilai tambah Cafe milik Pieter, dan di sekitar area sawah tersebut terdapat beberapa tempat duduk untuk bersantai. Lalu sesampainya diruangan tempat syukuran tersebut keluarga Gunawan dan Aris di suguhkan dengan background pemandangan sebuah gunung yang menjulang dengan gagah. Ditambah udara di sekitar Cafe yang terasa sejuk dan mulai menjadi dingin serta berembun.

Acara Syukuran berlangsung dengan Kidmat dan dipimpin oleh seorang ustad yang bertempat tinggal di sekitar cafe milik Pieter. Setelah Pieter membagikan Amplop dan bingkisan kepada 300 anak yatim dan kaum Duafa, Pieter mempersilahkan mereka untuk menyantap hidangan yang tersedia di cafe tersebut. Para pekerja Pieter juga mengundang penduduk yang berada di sekitar cafe untuk hadir di acara syukuran tersebut.

Lihat selengkapnya