Tiga bulan setelah kejadian ganguan gaib di Cafe Pieter yang ada di Bogor berhasil diatasi, akhirnya Riri, Rara, Gunawan dan Aris menyelesaikan ujian Smester satu. Seperti biasa Peringkat 1 dan 2 di duduki oleh Riri dan Rara, sedangkan Gunawan dan Aris mendapatkan Ranking 10 besar.
“Gunawan dan Aris kita liburan yuk , camping dimana gitu nikmati suasana alam” ajak Riri
“eh..gue sih ok aja tapi jangan dadakan ya karena gue harus ngumpulin uang dulu” jawab Gunawan
“udah tenang gun, gue masih ada uang selipan yang bisa dipake, yang penting lu bisa kaga?” tanya Aris.
“jrit, uang selipan, itu uang apa pembalut wanita kok adanya diselipan?” jawab gunawan sambil tertawa.
“ih lu mah gun, jorok banget pikiran lu” ucap Rara sambil melemparkan bungkus permen ke arah gunawan.
“kamu kenapa Ra, kok marah? Kan gunawan Cuma nanya itu uang apa pembalut wanita kok adanya diselipan?, joroknya dimana. Kamu aneh deh Ra!” bela Riri.
“cie..cie..cie..gebetannya di senggol langsung bertanduk nih.” ledek Rara.
“apa sih ra, ga jebo banget kamu.” ucap Riri sambil mengelitiki Rara.
“hahaha,hahaha ampun Ri, Ampun, sumpah geli banget.” ucap Rara sambil berlari menjauh dan ngumpet di belakang punggung Aris
“ehm..ehm..sepertinya ada yang menemukan punggung untuk dijadikan sadaran dan berlindung nih.” ledek gunawan kepada Rara.
“cie...cieeee...cieee...so sweet.” ledek Riri kepada Rara dan Aris sambil memberikan senyum yang penuh arti kepada aris.
“lah..lah..lah kenapa sekarang jadi gue yang jadi bahan. Eit dah, jadi gimana ini acara liburan jadi ga?” ucap Aris mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
“jadi dong, ya udah kita naik gunung saja nanti urusan logistik dan transportasi biar jadi urusan aku dan Rara. Kalian berdua nanti bawa karil aja ya, bagaiama ok kan?” ucap Riri
“ok deh.” sahut Rara dari belakang Punggung Aris
“aku sih yes, ga tau klo mas anang.” jawab Aris sambil melirik ke arah Gunawan.
Sementara itu gunawan yang ditatap oleh Riri, Rara dan Aris menundukan pandangannya ke bawah.