“lancang sekali kau anak manusia, berani sekali kau menyiksa kedua anak ku. Akan ku musnahkan kalian semua jika kalian berani mem..”ucapan Darma raja Siluman ular penghuni sungai sebelum simpang bahjuri terhenti seketika.
Darma memandang tubuh anaknya pertamanya yang memiliki mata biru terbakar secara perlahan dari ujung ekor ularnya sampai kepinggang.
“ampunnn pangeran...ampuni saya pangeran tolong jangan bunuh saya pangeran...ampuuunn pangeran.” pinta siluman ular bermata biru
“jangan salahkan aku, kaulah yang awalnya merasa paling hebat mendekati tuhan, ternyata sifat mu sama seperti bopo mu. Maka lebih baik kau hancur dan binasalah dan ingat wajah ku baik-baik. Kau mati ditangan seorang manusia yang hina.” jawab gunawan langsung menghanguskan putra mahkota siluman ular yang bermata biru.
Seketika itu tubuh besar siluman ular yang bermata biru hangus terbakar, jerit kesakitan dari siluman ular yang sangat menyayat hati siapa saja yang mendengarnya. Sementara itu gunawan sengaja membuat pingsan siluman ular bermata kuning dan memasukan tubuhnya ke dalam cincin hitam miliknya.
“kau..kauuu sungguh kurang ajar, berani sekali kau memusnahkan anak pertama ku. Kau akan segera kubunuh” ucap Darma dengan dipenuhi amarah.
“hahaha apakah cacing tanah seperti mu layak mendapatkan perhatian dari ku, aku sudah memberi mu kesempatan tapi kau tidak menggunakannya dengan baik. Sekarang kau mengancam ku? Apakah kau pikir pasukan mu dapat menghentikan ku.” ucap gunawan sambil mengambil busur Jagat Bumi
“kurang aja kau, kau menantang ku, Resi Jaya Kusuma lihatlah kelakuan anak manusia itu dia sengaja membunuh anak ku dan menantang kita untuk berperang. Apakah kalian semua akan diam saja wahai saudara-saudara ku? aku dan pas...” ucapan Darma tidak selesai karena tiba–tiba dia merasakan sesuatu yang menancap di tubuhnya
Wush!
Jleb!
Dhuar!
Tiba-tiba sebuah anak panah melesat dan menghancurkan tubuh Darma menjadi abu dalam hitungan detik. Ledakan energi yang menghancurkan tubuh Darma sang raja siluman ular membuat Puluhan raja kecil dan Resi Jaya kusuma segera menjauh.