Khodam Leluhur

Kakco
Chapter #38

BAB 38 SEBELUM TRAGEDI SANTET

Pada hari jumat pagi setelah Riri dan Rara berpamitan kepada Ningsih dan Pieter untuk naik gunung ke Gunung salak dan Pak Sandri diminta Pieter untuk mengantarkan kedua putrinya dan menjemput Gunawan dan Aris. Seperti biasa Pieter berangkat ke kantornya yang berada di Wilayah perkantoran di daerah Sudirman, Jakarta Selatan. Semuanya berjalan seperti biasa dan tidak keanehan sama sekali di rumah Pieter, hari ini Pieter dan Leonardus memiliki janji untuk membahas kontrak kerja dengan sebuah sebuah Contraktor untuk membangun komplek perumahan mewah di daerah Sentul.

Leonardus sendiri adalah teman sekelas Ningsih sewaktu mereka masih menempuh pendidikan untuk mengambil gelar sarjana di salah satu perguruan tinggi swasta yang berada di daerah Jakarta. Setelah Ningsih menikah dengan Pieter dan dikaruniakan dua orang Putri kembar, Ningsih dan Leonardus kembali bertemu diacara reoni kampusnya. Saat itu Ningsih mengajak Pieter dalam acara Reoni tersebut, dikarenakan acara Reoni tersebut ada acara menginap jadi banyak dari teman seangkatan ningsih yang juga membawa pasangan mereka ke acara Reoni kampus tersebut.

Disitulah Leonardus dan Pieter bertemu dan berkenalan, dikarenakan keduanya adalah pengusaha keduanya saling bertukar kontak dan baru sejak tahun 2001 mereka menjalin sebuah kerjasama untuk membangun komplek perumahan di daerah bambu apus jakarta timur. Karena setelah kerusuhan yang terjadi di tahun 1998, banyak pengusaha dari indonesia yang gulung tikar diterpa badai krisis moneter.

Sementara usaha Pieter di indonesia yang bergerak dibidang ekspor import Funiture indonesia ke Rusia dan Funiture Rusia ke indonesia, tidak terusik dengan krisis moneter yang terjadi di indonesia pada tahun 1998. Seiring waktu usaha bersama yang dirintis oleh Pieter dan Leonardus berkembang pesat dan mereka berdua mulai melakukan expansi pembangunan perumahan ke beberapa daerah luar jakarta. Dikarenakan Pieter adalah pemodal utama sedangkan Leonardus adalah pelaksana dan pencari Kontraktor untuk membangun perumahan yang di desain dan disepakati oleh Pieter dan Leonardus, mereka sepakat keuntungan bersih dibagi enam puluh persen untuk Perusahaan Pieter dan empat puluh persen untuk perusahaan milik Leonardus.

Ketika Pieter dan Leonardus membahas hasil presentasi dari pimpinan Kontraktor yang bernama Sugeng, Pieter mengerutkan dahinya ketika Rancangan Angaran Biaya dan Produk yang dipresentasikan oleh Sugeng dinilai tidak masuk akal. Pieter mempertanyakan kepada Sugeng kenapa RAB dan Produk yang akan digunakan sangat tidak masuk akal, sedangkan di rapat pertama Pieter sudah meminta kepada sugeng untuk memperbaiki RAB dan Produk yang ditawarkan oleh Sugeng karena dinilai sangat tidak relevan. Dengan Rancangan Angaran Biaya yang sangat mewah, Sugeng hanya menggunakan barang-barang berkualitas menengah untuk membuat perumahan dengan Spek yang diminta oleh Pieter dan Leonardus.

“Pak Sugeng, saya sudah meminta anda ketika meeting pertama untuk merivisi RAB dan mengganti bahan bangunan dengan bahan-bahan yang memiliki kualitas premium bukan? Kenapa anda hanya menurunkan harga penawaran anda sebanyak dua persen tetapi anda tetap menggunakan Bahan-bahan material kelas dua untuk membangun perumahan Mewah di daerah Sentul?, apakah anda menilai saya hanya bercada ketika saya meminta Revisi RAB dan Mengganti Row Material yang akan anda gunakan?” tanya Pieter yang tidak menutupi ketidak sukaannya kepada Sugeng.

“Mr Pieter kami sudah Merevisi dan mengurangi RAB kami semaksimal mungkin, tapi mengenai material yang Mr Pieter minta untuk digunakan dalam membangun perumahan tersebut akan merugikan kami sebagai pihak kontraktor.” jawab Sugeng.

“oh come on pak, don’t be kinding with me. Saya telah melakukan survey harga-harga material yang saya minta dan harga material yang anda tawarkan. Jika anda menggunakan barang-barang yang saya minta, pak sugeng masih akan memperoleh keuntungan bersih senilai 20% dari nilai kontrak, dan jika anda menggunakan barang-barang dengan kualitas yang anda tawarkan akan mendapatkan Profit bersih di atas 70%. Akan tetapi kualitas rumah yang di buat akan menurun, dan hal itu akan membuat image perusahaan saya dan leonardus jelek. Jika Pak Sugeng bersikeras dan memaksa untuk menggunakan RAB dan bahan meterial seperti yang bapak presentasikan, sepertinya sudah tidak ada lagi yang harus kita bahas dan diskusikan. Mohon maaf pak, saya masih mempunyai agenda pertemuan yang lain.” Ucap Pieter sambil meninggalkan ruangan Rapat tersebut dan orang kepercayaan Pieter dan staffnya ikut meninggalkan ruangan.

“loh pak, tapi meeting kita belum selesai.” jawab  Sugeng sambil berusaha mengejar Pieter, tapi dia dihentikan oleh Bodyguard Pieter yang berasal dari Rusia.

“mas Leo, iki Piye? Kok jadi begini?” tanya Sugeng kepada Leonardus.

Lihat selengkapnya