Khodam Leluhur

Kakco
Chapter #39

BAB 39 SERANGAN DIRUMAH PIETER

Leonardus memandangi setiap lekuk tubuh Silvi dengan penuh nafsu ketika silvi beranjak keluar, Leonardus membanyangkan dirinya dan Silvi melakukan adegan bercocok tanam, dengan liar dan brutal. Namun lamunan Leonardus buyar ketika Pieter memanggil namanya.

“Pak Leo, apakah ada lagi yang ingin dibahas terkait Project kita?” tanya Pieter

“ooh..hmmm, tidak ada mas. Saya ikut semua keputusan mas Pieter saja.” Jawab Leonardus tergagap.

“baiklah jika begitu saya akan kembali kerumah saja karena istri saya sendirian di rumah dan pak Leo ingat anda sudah punya istri yang menanti kepulangan diri mu dirumah, serta semua yang kencang dan menggoda akan keriput dan kendor pada waktunya.” Ucap Pieter tersenyum penuh makna.

“ba...baik mas jika begitu saya pamit duluan mas.” jawab Leonardus sambil tertunduk malu lalu dia pergi keluar ruangan Pieter.

Setelah leonardus keluar dari ruangan Pieter staff leonardus mengikutinya di belakang. Sementara itu dua bodyguard Pieter tetap berdiri di depan ruangan Pieter. Pieter melihat alroji yang dia gunakan, dia melihat waktu sudah menunjukan pukul 15.30, lalu dia menghubungi ponsel Ningsih dan ngobrol dengan Ningsih. Dia memberitahukan kepada Ningsih bahwa dirinya akan segera Pulang dari kantor dan dia meminta Ningsih memasak opor ayam dan Orek tempe untuk dirinya makan malam. Setelah itu Pieter pulang kerumahnya dan dua Bodyguardnya mengikuti Pieter.

Sesampainya Pieter dirumah, dirinya di sambut oleh senyuman hangat oleh ningsih. Ningsih yang melihat wajah Pieter muram segera membawakan tas Pieter dan menggandeng suaminya ke arah sofa. Didepan Sofa tersebut sudah tersaji minuman kesukaan Pieter yaitu jus alpukat dingin dan singkong Rebus. Pieter yang melihat makanan kesukaannya telah tersaji di hadapannya segera memeluk dan mencium kening ningsih, lalu keduanya larut dalam percakapan mengenai apa saja yang telah mereka lalui hari ini.

#hari jumat pukul 21.00

Setelah Ningsih dan Pieter selesai makan malam pada pukul 19.00 Pieter dan Ningsih menghabiskan waktu diruang keluarga sambil menonton TV. Didepan Pieter terdapat sebuah kopi Espreso yang dibuatkan oleh Ningsih. Sementara satu dua BodyGuard yang yang tadi mengikuti Pieter telah beristirahat di kamar mereka yang berada tidak jauh dari ruang keluarga. Di rumah Pieter terdapat lima kamar tamu dan sepuluh kamar yang dipakai oleh orang-orang yang berkerja kepada Pieter dan Riri, seperti BodyGuard Pieter, tiga sopir Pieter dan 7 orang pembantu rumah tangga.

Pada saat Pieter dan Ningsih sedang asik menonton siaran Televisi di ruang keluarga. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah dari dapur. Pieter segera berdiri dari Kursinya dan hendak berjalan ke dapur. Namun nigsih menahannya dikarenakan bulu kuduk Nigsih langsung berdiri ketika mendengar suara piring pecah, Pieter sangat terkejut melihat reaksi istrinya.

Praaank, Praank

Tidak lama kemudian terdengar lagi suara beberapa benda terjatuh dan membentur lantai, suara benda Jatuh tersebut membuat kedua Bodyguard Pieter segera datang ke ruang keluarga untuk mengecek keadaan Pieter dan istrinya.

Lihat selengkapnya