Khodam Leluhur

Kakco
Chapter #44

BAB 44 : TIBA DIBEKASI

“siapa kamu sebenarnya, tidak mungkin seorang manusia mempunyai kemampuan seperti ini.” Tanya Arya Dwipa.

“kamu salah Raden Arya Dwipa, tidak ada yang tidak mungkin jika tuhan yang maha kuasa sudah berkehendak. Baik kamu, saudara mu dan aku sendiri bukanlah tandingan tuhan yang maha esa, di dalam agama ku, aku menyebut tuhan ku dengan sebutan Allah S.W.T, di dalam kepercayaan kalian, kalian menyebutnya sebagai sang yang widi.” Ucap sosok yang mengendalikan Pak sandri.

“sepertinya aku pernah bertemu dengan sosok jin yang mempunyai gaya bicara seperti diri mu, tapi aku dimana dan siapa.” Ucap Arya Dwipa

“siapa aku itu tidaklah penting, yang terpenting sekarang hentikanlah niat kalian yang ingin mencelakai kedua manusia ini. Aku mengenal ayah dan ibu kalian semasa hidupnya dan aku tidak ingin melihat keturunan sahabat ku mati sia-sia akibat kecerobohannya, jangan sampai kalian mengulangi kesalahan kakak pertama kalian yang bernama Arya Birawa.” Ucap sosok yang mengendalikan Pak Sandri.

Kedua jin kembar tersebut segera berlutut di hadapan Pak sandri, kejadian tersebut membuat Pieter dan Sadewo sangat terkejut.

“bangunlah Raden Arya Dwipa dan Raden Arya Tripa, pulanglah kalian ke alam kalian dan kembalilah lagi besok setelah bulan Purnama menampakan Wujudnya secara terang dan sempurna. Maka kalian akan bertemu dengan entitas yang lebih kuat dari kalian dan entitas tersebut akan memutus kontrak gaib antara diri kalian dan leluhur dukun wanita tersebut.” Ucak sosok yang mengendalikan Pak Sandri.

“terima kasih Eyang atas peringatan yang eyang sampaikan. Klo begitu kami mohon pamit dan membawa kedua panglima kami yang terluka. Dan saya mohon kepada eyang, maafkan ketidak sopanan adik hamba. Kami berdua akan datang lagi kesini sesuai perkataan eyang” jawab Arya Dwipa sambil tetap di posisi berlutut.

Sosok yang mengendalikan pak sandri hanya menganggukan kepalanya. Dan kedua jin kembar tersebut membawa dua panglimanya dan menghilang. Pieter, dan Sadewo yang melihat kejadian tersebut berkali-kali mengusap wajah mereka. mereka sangat terkejut melihat pak sandri dengan mudah mengalahkan dua sosok jin tersebut dan meminta keduanya pergi dari rumah Pieter. Setelah kedua jin kembar tersebut pergi, semua lampu dan peralatan elektronik lainnya menyala dan berfungsi kembali sebagaimana mestinya.

Sosok yang mengendalikan pak sandri datan menghampiri Mbah Jambrong dan kedua Asistant mbah Jambrong. Sosok yang mengendalikan Pak sandri menempelkan telapak tangannya ke punggung mereka dan setelah itu ketiga manusia tersebut sadar dan berhenti mengeluarkan darah. Namun kondisi ketiganya masih sangat lemah. Lalu ketiganya segera menatap tubuh pak sandri dan menyadari bahwa pak sandrilah yang menolong mereka bertiga.

Sosok yang mengendalikan Pak Sandri berjalan kearah Ningsih dan meminta ijin mendekat kepada Pieter. Pieter memberikan isyarat dia mengizinkannya, sosok yang mengendalikan tubuh Pak Sandri segera mendekat dan menaruh tangannya dua cm diatas kepala Ningsih. Dan perlahan-lahan menyalurkan energi kepada Ningsih, akhirnya Ningsih terbangun dari pingsannya. Sosok yang mengendalikan Pak sandri menatap kearah mbah jambrong dan kedua asistantnya, sontak mereka semua langsung bersujud kepada sosok penyelamat mereka. mereka bertiga tau bahwa pak sandri sedang dikendalikan oleh sesosok makhluk yang kuat dari bangsa jin dari belakangnya, jin tersebut tidak merasuki tubuh pak sandri.

Lihat selengkapnya