Tiga minggu telah berlalu semenjak kejadian teror gaib di rumah Pieter, kejadian tersebut merubah pola pikir beberapa jin dan manusia. Salah satunya adalah Mbah Jambrong yang kini membantu orang tanpa menaruh tarif untuk jasanya. Karena mbah jambrong sangat malu ketika mengetahui bahwa Aris dan Gunawan tidak pernah meminta bayaran setiap kali mereka menolong orang yang terkena gangguan gaib ataupun menolong orang yang tidak dikenal ketika mengalami musibah atau sedang dilanda masalah. Sekarang Mbah Jambrong selalu menolong orang-orang disekitarnya dan jika ada orang yang memberikan imbalan kepadanya baru dirinya menerima uang tersebut. Mbah Jambrong kini mendirikan sebuah padepokan dan usaha rongsok untuk menyambung hidupnya.
Aris dan Gunawan juga telah membicarakan ajakan dari Pieter dan Bob kepada orang tua mereka, terkait kerjasama untuk mendirikan sebuah perusahaan penyaluran satpam dan Body Guard, dimana nantinya Aris dan Gunawan mempunyai tugas untuk mengajarkan mereka ilmu silat dan kebatinan. Smentara itu Bob akan mengelola dan menjalankan perusahaan tersebut dan Pieter yang akan menawarkan kepada relasi bisnisnya untuk menggunakan jasa satpam dan Body Guard yang mereka rinstis bersama. Kedua orang tua Aris dan Gunawan setuju terhadap ide tersebut.
Riri, Rara, Gunawan dan Aris telah kembali beraktifitas dan masuk sekolah di smester dua di sekolah mereka. mereka berempat duduk di deretan bangku paling depan. Hari ini di kelas mereka terdapat murid pindahan baru dari Wono Giri, Jawa Tengah yang bernama Ahmad Iksan, Ahmad berpostur tubuh kecil dengan kulit berwana gelap khas orang jawa. Ahmad pindah kebekasi mengikuti orang tuanya yang seorang pegawai negeri di, ayahnya ahmad merupakan seorang jaksa muda yang dimutasi ke kejaksaan negeri wilayah hukum di kota Bekasi.
Ahmad duduk di bangku baris kedua tepat di belakang gunawan dan aris, teman sebangku ahmad bernama yogi. Kemudian bu lin seorang guru sejarah memulai pelajaran sejarahnya dan kali pelajaran sejarah membahas mengenai sejarah kemerdekaan republik indonesia. Setelah mengikuti pelajaran sejarah selama 90menit, akhirnya bel tanda istirahat berbunyi. Semua siswa dan siswi bersorak sorai ketika mendengar bel istirahat berbunyi. Sementara bu lin merapikan buku yang dia bawa dan kembali keruangan guru.
Gunawan dan Aris mengajak Ahmad untuk pergi ke kantin bersama mereka dan tawaran tersebut disambut oleh ahmad. Gunawan, Aris dan Ahmad segera menuju kanti Bude tempat biasa mereka menghabiskan waktu bersama Riri dan Rara. Sesampainya di sana Riri dan Rara telah menunggu mereka. Riri dan Rara telah memesan bakso untuk diri mereka, sedangkan gunawan memilih untuk memesan mie instant. Sementara Aris dan Ahmad memesan lontong sayur. Mereka berlima berinteraksi seperti sahabat yang sudah saling mengenal cukup lama, tidak seperti seorang yang baru bertemu. Dengan kebawelan Riri dan Rara, Ahmad menjadi lebih aktif bicara karena Riri dan Rara memberikan banyak pertanyaan untuk dirinya.
Setelah mereka berlima telah menghabiskan makanan mereka masing-masing, mereka berlima menikmati minuman juice kesukaan mereka. dari depan kantin terdengar suara seorang perempuan yang berteriak karena kesal selalu di goda oleh sekelompok pria. Ahmad yang dari kampung memiliki jiwa kesatria dan dirinya sangat tidak suka ada pria yang melecehkan seorang wanita. Ahmad segera keluar dan menghampiri wanita yang sedang diganggu oleh sekelompok pria kelas 3.3 IPS (klo zaman sekarang di sebut sebagai kelas 12).
“ada apa mba, kenapa mba berteriak.” Tanya ahmad iksan kepada siswi wanita kelas 2 (kelas 11) dengan logat jawa yang sangat kental.
“Jrit ada kesatria Ireng kesiangan yang datang bagaikan pahlawan.” Ucap seorang siswa yang bertubuh tinggi meledek ahmad.
“iya ini anak baru belum tau siapa kita gus, sok jadi pahlawan.” Celetuk seorang siswa berambut berwarna merah.
“aku ga apa-apa mas, terima kasih telah datang. Sebaiknya mas pergi dari sini aku ga mau menyusahkan mas.” Jawab perempuan tersebut.
“loh klo nda kenapa-napa, kenapa kamu berteriak, sudah ayo masuk kedalam dulu.” Jawab Ahmad mengacuhkan kedua pria yang meledeknya.
“woi jawir, jangan sok pahlawan lu. Jangan ngerasa hebat lu jawir. Lu anak baru sombong banget.” Celetuk Agus