Riri, Rara, Aris, Ratul dan Yogi telah sampai di sekolah, mereka beraktifitas seperti biasanya. Sebelum bel masuk sekolah berbunyi Riri memesan sebuah jus alpukat di kantin Bude. Setelah Bude pemilik kantin memberikan Pesanan Riri, Riri menikmati juice alpukat tersebut.
“Ris gunawan kemana ya, kok tumben belum kelihatan. Padahal sekarang sudah jam 7 kurang sepuluh, sebentar lagi kan kita masuk.” Tanya Riri kepada Aris sambil meminum juice alpukatnya.
“Gue tadi bareng sama ayah gue ri, jadi gue ga nyamper ke rumah gunawan, kebetulan hari ini ayah gue ada kunjungan ke daerah bekasi. Jadi gue di ajak bareng naik motor dan di anter kesekolahan.” Jawab Aris sambil memakan Gorengan.
“cie,cie yang lagi mikirin pacarnya yang belum datang langsung cemas begitu.” Ledek Rara.
“apa sih kamu ra, aku kan Cuma nanya kabar gun...” ucapan Riri berhenti ketika gelas Juice Alpukatnya pecah secara tiba-tiba.
“ya allah, kamu tidak apa-apa neng Riri.” Tanya Bude pemilik warung yang segera berlari ke arah riri begitu mendengar bunyi pecahan gelas.
“saya tidak apa-apa kok bude, tapi maaf gelasnya bude jadi pecah nih.” Jawab Riri
“tidak apa-apa neng, biar bude buatkan lagi ya juicenya dan neng riri pindah tempat duduk saja bude mau bersihin bekas pecahan gelas.” Ucap Bude
Triiinng, triiiiiing
Bel sekolah berbunyi menandakan waktu pelajaran di sekolah akan segera dimulai.
“tidak usah bude, lagi pula sudah masuk nih. Riri minta maaf ya bude.” Ucap Riri sambil berdiri dan membersihkan pecahan beling yang berada di sekitarnya.
Riri, Rara, Aris, Yogi dan Ratul berjalan menuju ruang kelas mereka, aris sengaja berjalan agak lambat dirinya ingin melihat Riri dari belakang dan mengecheck apakah ada sesuatu yang aneh pada Riri. Setelah memperhatikan secara seksama Aris tidak menemukan kejanggalan apapun di tubuh Riri.
Ketika ke lima remaja tersebut memasuki ruang kelas tidak lama setelah itu Bu Yuni yang merupakan guru yang mengajarkan pelajaran Ekonomi dan akutansi perkantoran memasuki ruangan kelas. Bu Yuni memberikan penjelasan-penjelasan terkait pelajaran Ekonomi. Bu yuni memperhatikan Riri yang seolah-olah tidak mendengarkan dirinya yang memberikan pelajaran.
“riri” panggil Bu Yuni
Rara segera menyikut tubuh kembarannya ketika bu yuni memanggil Riri tapi Riri tidak merespon.
“Riri” panggil Bu Yuni untuk kedua kalinya
“eh, ii iyaa bu maaf. Ada apa bu.” Jawab Riri dengan gelagapan ketika dia tersadar dari lamunannya.
“ibu perhatikan dari tadi kamu tidak memperhatikan apa yang ibu terangkan, apakah ada yang kamu pikirkan dan mengganggu kamu nak?” Tanya bu yuni dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
Berbeda dengan guru yang lainnya yang akan langsung menghukum muridnya jika guru tersebut melihat ada murid yang tidak memperhatikan apa yang sedang disampaikan, bu yuni yang memang baru berumur 25tahun lebih bersikap sebagai seorang kakak kepada murid-murid yang dia ajarkan. Bu Yuni sangat perhatian kepada setiap muridnya terlebih Bu Yuni adalah Wali kelas di kelas Riri.
“eh itu bu, hmmm apa itu namanya. Emmm duh apa sih namanya..” jawab Riri panik ketika bu Yuni menanyakan kenapa dirinya melamun.
Bu Yuni melirik bangku di sebelah Aris yang kosong, yang mana bangku tersebut seharusnya diisi oleh gunawan. Bu Yuni langsung paham apa yang menyebabkan Riri melamun ketika dirinya menerangkan di depan kelas.
“itu namanya cinta Ri, saran ibu sebaiknya kamu tetap Focus pada pelajaran karena 5 bulan lagi kalian semua akan menghadapi ujian akhir nasional. Setelah pulang sekolah barulah kamu berkunjung kerumah gunawan dan menanyakan kepada gunawan mengapa dirinya tidak masuk sekolah.” Ucap Bu Yuni.
Wajah Riri langsung memerah ketika wali kelasnya mengetahui apa yang membuat dirinya tidak focus dalam mengikuti pelajaran yang diberikan. Perkataan bu yuni tersebut langsung mengundang sorak sorai dari teman-teman sekelasnya Riri. Termasuk Rara, Aris, Ahmad alias Ratul dan juga Yogi.