Kedua orang tua gunawan mencoba membangungkan gunawan untuk melaksanakan sholat subuh. Namun Gunawan sangat lelap sekali tidurnya dan tidak menggubris Kedua orang tuanya yang menggoyang-goyangkan tubuhnya. Andi ingin menyiram gunawan dengan air untuk membangunkan anaknya karena sebentar lagi sudah masuk waktu Subuh. Namun Rahayu melarang suaminya, sebagai seorang ibu yang memiliki hati yang lembut, dirinya meminta suaminya untuk membiarkan gunawan untuk tetap tidur karena mungkin Gunawan semalam larut dalam pikirannya dan baru tertidur di pagi hari. Dengan berat hati Andi mengalah dan menuruti permintaan istrinya. Selepas sholat Subuh seperti biasa Andi segera memanaskan mobilnya dan bersiap untuk menjemput para penumpangnya dan berangkat menuju kantornya yang terletak di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
“mah, tolong ingatkan gunawan ketika dirinya sudah bangun nanti supaya jangan lagi begadang dan melek hingga larut malam. Karena gunawan begadang akhirnya dia tidak melaksanakan sholat Subuh.” Ucap andi kepada istrinya.
“baik Pah, nanti akan mama tegur gunawan ketika dia sudah bangun untuk berangkat sekolah.” Jawab Rahayu yang kemudian mencium tangan suaminya.
Setelah itu andi melajukan mobilnya dan mulai menjemput satu persatu penumpangnya di titik jemput seperti biasanya. Tepat jam 6.30 pagi ketika Rahayu kembali membangunkan Gunawan untuk berangkat sekolah, akan tetapi Gunawan juga tidak terbangun dari tidurnya. Rahayu masih berusaha membangunkan Gunawan bahkan Rahayu sampai mencipratkan air kewajah gunawan akan tetapi Gunawan tetap tertidur pulas dan tidak memberikan reaksi apapun. Rahayu hanya menghela nafas panjang lalu meninggalkan gunawan yang tetap tertidur di kasurnya. Tepat pada jam tujuh pagi ibunya gunawan kembali ke kamar gunawan dan kembali membangunkan Gunawan untuk berangkat ke sekolah.
“nak bangun nak sudah jam tujuh lewat, nanti kamu kesiangan loh berangkat ke sekolahnya.” Ucap rahayu sambil mengoyang-goyangkan tubuh gunawan.
Gunawan yang tubuhnya di guncang-guncangkan oleh ibunya tidak memberikan reaksi apapun, kepanikan mulai melanda hati rahayu, dia sangat khawatir anak satu-satunya itu mengalami sesuatu. Rahayu segera mendekatkan jarinya ke bawah hidung gunawan untuk mengecek apakah gunawan masih bernafas, ketika rahayu merasakan udara yang keluar dari hidung gunawan Rahayu tampak sedikit lega. Dirinya kembali kepada asumsi awal, gunawan hanya tertidur karena kelelahan dan rahayu kembali beraktifitas seperti biasanya.
Setelah Rahayu selesai memasak untuk makan siang dan membersihkan rumahnya, rahayu melihat jam dinding di ruang tamu dan jam tersebut menunjukan jam sebelas siang. Rahayu kembali ke kamar gunawan untuk melihat anaknya sudah bangun atau belum, walaupun Rahayu agak sedikit aneh tidak seperti biasanya gunawan tidur seperti bangkai.
“bangun nak, sudah jam 11 siang, ayo bangun jangan tidur terus nak.” Ucap rahayu sambil menggoyang-goyangkan tubuh gunawan.