Di ruangan belakang kamar VIP, Mbah Jun membawa dua gelas kopi Hitam pait dan mereka berdua membakar rokok kesukaan mereka masing-masing. Ketika Pieter meminum Kopi hitam buatan mbah Jun Pieter hampir memuntahkan kopi yang berada di mulutnya. Akan tetapi karena Pieter merasa perbuatan dia tersebut, akan menyinggung mbah Jun maka dengan susah payah Pieter menelan air kopi yang ada di dalam mulutnya.
“Mr. Pieter, dalam hidup mu baru tadi kamu merasakan sesuatu hal yang pahit dan kamu terpaksa harus tetap menelannya karena sungkan terhadap diri ku bukan. Kamu harus ingatn Mr. Pieter sesuatu hal yang pahit terkadang lebih baik dari sesuatu hal yang manis, terlalu banyak hal manis akan membawa penyakit kepada tubuh manusia dan tidak semua hal pahit tidak bisa dinikmati oleh manusia. Contohnya kopi pahit ini, kopi pahit sangat sehat dan berguna serta tidak berpontensi menimbulkan gula sedangkan kopi manis walaupun nikmat dan enak untuk di nikmati tetapi kopi manis sangat berbahaya karena bisa membuat penikmat kopi manis terkena penyaki Gula” Ucap mbah jun dengan menggunakan bahasa inggris yang sangat Fasih.
“luar biasa! Dari mana mbah jun tau jika baru kali ini saya merasakan sesuatu yang pait dan tetap saya menelannya.” Tanya Pieter dengan menggunakan bahasa inggris, dan tentunya Pieter kaget mengetahui mbah jun sangat fasih berbahasa inggris.
“saya meminta mu berbicara dengan menggunakan bahasa inggris karena saya ingin apa yang kita bicarakan ini hanya dimengerti oleh kita. Saya tau Mr. Pieter memang tidak memiliki niatan jahat kepada cucu saya yang bernama Gunawan tapi terkadang Mr. Pieter seperti memuja kesaktian Cucu saya dan temannya yang bernama Aris ketika mereka berdua berhasil mengatasi suatu masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh orang-orang kepercayaan Mr. Pieter. Hal inilah yang menjadikan cucu ku bertemu dengan musuh leluhurnya dari garis keturunan ayahnya gunawan lebih cepat. Karena efek Ain dari Mr. Pieter yang selalu membanggakan dan memuji kehebatan cucu Ku ke seluruh Relasi Mr. Pieter tanpa memuji terlebih dahulu, zat yang maha sakti dan yang memberikan kesaktian tersebut kepada cucu ku yaitu Allah. Mr. Pieter lupa bahwa jika allah tidak berkehendak maka Cucu ku tidak memiliki kesaktian apapun dan ingat Mr. Pieter di atas langit masih ada langit.” Ucap Mbah Jun sambil menghisap rokoknya
“astagfirullah, mbah jun anda benar saya saya selalu memuji dan membanggakan Gunawan serta Aris tanpa terlebih dahulu memuji nama allah yang zat yang maha perkasa. Tapi saya tidak mengerti apa yang mbah jun maksud Gunawan terkena efek Ain dan bertemu lebih cepat dengan musuh leluhurnya dari garis keturunan ayahnya.” Tanya Pieter
Mbah Jun hanya tersenyum, lalu mbah jun menyemburkan Asap rokok ke wajah Pieter dan seketika itu juga pandangan Pieter berubah ke dimensi lain. Di sana dia melihat Gunawan yang sedang berbaring di tengah hutan yang sangat rimbun, di sana diri gunawan terlihat sedang tertidur dengan sangat pulas dan nyenyak. Tetapi Pieter melihat banyak dari bangsa Jin berwujud seperti harimau dengan ukuran raksasa dan berwujud manusia tetapi memiliki tanduk dikepalanya, berada di sekitar Gunawan dan mereka semua ingin membunuh gunawan tetapi ada suatu perisai yang menghalangi bangsa jin tersebut untuk melukai gunawan. kemudian pandangan Pieter berganti ke sebuah Dimensi lain yang dipenuhi dengan bau bangkai busuk dan dia melihat gunawan sedang berjalan di jalan setapak yang dan jika gunawan terjatuh dari jalan setapak itu maka gunawan akan masuk kedalam jurang yang sangat gelap dan seolah tak memiliki dasar. Pieter melihat Gunawan hanya berjalan di tempat dan tidak pernah maju selangkahpun. Di hadapan gunawan terdapat dua persimpangan jalan yang sebenarnya jaraknya hanya sekitar dua puluh meter. Didepan gunawan terdapat sebuah titik cahaya putih dan di ujung jalan sebelah kanan gunawan terdapat sebuah pintu melengkung. Pieter melihat perjalanan menuju pintu melengkung tersebut sangat berbahaya karena di bawahnya terdapat cairan seperti warna darah yang mendidih dan banyak sekali tengkorak manusia, sedangkan jalan menuju titik putih tersebut sangat mulus dan nampak tidak berbahaya.
Tiba-tiba Pieter mendengar suara langkah kaki yang sangat berat, yang berasal dari luar cahaya Putih, ketika Pieter memperhatikan sekeliling, dirinya melihat sesosok mahkluk yang tinggi besar yang dikepalanya terdapat dua buah tanduk besar dan berwajah menyeramkan menyeret sebuah pedang besar keluar dari sebuah cahaya Putih yang tadinya hanya berupa titik cahaya kecil tapi kemudian lama kelamaan cahaya putih itu membesar dan menjadi sebuah pintu yang sangat indah dan menentramkan hati. Iblis tersebut melihat ke arah Pieter dan meraung lalu mengibaskan tangannya ke arah Pieter. Setelah iblis tersebut mengibaskan tangannya Pieter langsung kembali lagi ke belakang Ruangan VIP dan menatap Mbah Jun yang sedang menghisap rokoknya.
“astagfirlullah, tadi itu apa yang saya lihat Mbah? Kenapa saya melihat jin yang sangat menyeramkan dan gunawan yang berjalan seperti orang linglung?” Tanya Pieter