Ketika gunawan membuka matanya dirinya melihat langit yang masih gelap dan disinari sinar redup dari rembulan, gunawan mendapati dirinya sedang terbaring di tengah hutan yang berkabut dan di kelilingi oleh rimbunnya pepohonan. Anehnya di dalam hutan yang rimbun tersebut tidak terdengar suara kicauan burung bahkan suara hewan malam dan jangkrik tidak terdengar sama sekali. Suasana dihutan ini terasa sangat sejuk dan membuat siapapun yang berada disini akan terus menginginkan untuk tetap tertidur dan terlelap.
Gunawan mulai mencoba berdiri, perasaannya sangat janggal karena ketika dia terbaring dirinya masih bisa melihat awan dan bintang yang berada di langit. Akan tetapi ketika dirinya menyapukan pandangannya ke sekitar hutan, dirinya hanya memiliki jarak pandang maximal satu meter.
Gunawan merasakan hutan tempat dirinya terbangun sangat aneh, di satu sisi dia merasakan hutan ini aman dan tidak mengandung bahaya tapi disisi lain hatinya mengatakan hutan ini adalah hutan yang sangat berbahaya. Gunawan berjalan kearah depan dengan tujuan yang tidak pasti. Dia hanya mengikuti kata hatinya untuk memulai untuk melangkah kedepan.
Semakin jauh gunawan melangkahkan kakinya dari tempat semula dia terbangun, matanya terasa sangat tidak bisa di ajak kompromi. Otak gunawan seperti memerintahkan matanya untuk terpejam dan kembali tertidur. Gunawan bersandar kepada sebuah pohon besar dan dirinya merasakan bahwa kulit pohon besar tersebut lebih empuk dan lebih lembut dari pada kasur usang yang berada di kamarnya. Mata Gunawan sudah tidak bisa di ajak berkompromi lagi, Gunawan akhirnya tertidur dengan posisi berdiri sambil bersandar ke pohon besar tersebut.
Jauh di alam bawah sadarnya dia seperti mendengar suara kakek tua yang menyuruhnya membacakan doa nabi yunus dan memaksanya untuk terbangun dan membuka matanya. Gunawan ingin sekali mengikuti suara kakek tua tersebut, tetapi otaknya tidak mau merespon apapun selain tidur dengan lelap. Gunawan merasakan badannya seolah-olah belum beristirahat selama seminggu lebih dan saat ini dia benar-benar sangat menginginkan tidur.
“ada yang tidak beres dengan hutan ini, mengapa diri ku sangat mengantuk sekali ketika tiba disini.” Batin gunawan dalam hatinya.
Gunawan segera mengucapkan istigfar dan didalam hatinya dia mulai membulatkan tekadnya untuk membaca doa nabi yunus. Ketika dirinya berhasil membacakan doa nabi yunus sebanyak tiga kali, perlahan-lahan gunawan mampu membuka matanya dan memiliki kendali atas tubuhnya. Secara perlahan gunawan mulai melangkahkan kakinya ke bagian sebelah kanan dari tempatnya ketika bersandar di pohon besar. Dengan langkah kaki yang gontai dan udara yang semakin sejuk dan dingin dirinya terus melangkah selangkah demi selangkah.
Ketika gunawan mulai berjalan agak jauh dari pohon tempat dirinya tadi tertidur, dia melihat sebuah cahaya di kejauhan di kedalaman hutan. Gunawan penasaran dari mana asal cahaya yang dia lihat, gunawan mulai berjalan untuk mendekati cahaya tersebut. Gunawan melewati jalan yang becek dan berlumpur, semakin dia berjalan menjauhi pohon besar itu kabut disekitar gunawan semakin tipis, berbeda dengan tempat dirinya pertama kali membuka matanya yang sangat nyaman dan dipenuhi rerumputan hijau dan kabut putih yang sangat tebal.