Ketika Gunawan berhasil mengendalikan ketakutan yang melanda dirinya dan menstabilkan nafasnya, gunawan mengedarkan pandangan ke sekitar. Dirinya kini melihat pemandangan tubuhnya berdiri di di atas tanah kering dan bebatuan yang tidak terlalu luas dikelilingi oleh pegunungan sejauh mata memandang. Yang dilihat gunawan penggunungan tersebut saling terhubung seperti sebuah rantai yang menglingkar dan hendak mengurung sesuatu di dalamnya.
“hahaha, tidak ku sangka yang pertama kali kulihat ketika diriku membuka mata ku adalah seorang anak manusia dari keturunan Gobang. Takdir ini sungguh lucu. Hahahaha.” Terdengar suara yang sangat berat dan menggelegar seperti halilintar ketika sosok tersebut tertawa dan berbicara.
Gunawan segera membalikan tubuhnya dan mencari sumber suara yang tadi dia dengar, akan tetapi gunawan tidak menemukan apapun selain penggunungan yang persis sama seperti yang dilihat oleh di awal akan tetapi penggunungan yang tadinya berada di belakang dirinya terdapat kawah yang sangat panas di sekitar penggunungan tersebut.
Gunawan mencoba memperhatikan dengan teliti celah penggunungan yang ada di depannya, perlahan ada dua buah pilar yang besar dan tinggi maju sedikit kedepan. Kedua pilar besar itu mencoba maju mendekatkan dirinya kearah gunawan akan tetapi seperti ada sesuatu yang membuatnya tidak dapat maju lebih jauh lagi, jarak gunawan dan pegunungan yang terdapat cairan seperti larva itu sekitar seratus meter, tetapi gunawan masih dapat merasakan hawa panas yang keluar dari larva yang berada jauh di depannya.
“dasar rantai sialan, setelah ribuan tahun masih saja menyusahkan ku untuk bergerak. Anak keturunan gobang kenapa diri mu terus menerus memandangi betis ku hah?.” Tanya sesosok makhluk yang belum gunawan ketahui keberadaannya.
Gunawan sekali lagi mengedarkan pandangannya kesekeliling tapi dia tetap tidak menemukan apapun selain kedua pilar yang berwarna hitam yang mencoba bergerak maju di antara penggunungan hitam yang berada dibelakangnya.
Secara perlahan gunawan mengedarkan pandangan menatap ke atas pilar tersebut yang terus menerus mencoba bergerak maju namun sesuatu tetap menahannya untuk bergerak maju. Ketika gunawan mendongakan kepala ke atas secara penuh dirinya melihat sesosok makhluk dari bangsa iblis yang sangat tinggi bahkan tinggi iblis tersebut setara dengan dua buah gunung yang paling tinggi di area yang gunawan lihat.
Iblis yang dilihat oleh gunawan memiliki mata merah menyala seperti api, dan dua tanduk yang sangat besar di kepalanya, rambut panjang berwarna hitam yang tidak terurus menghiasi kepala iblis tersebut, bentuk wajah iblis tersebut sangat hampir terlihat seperti manusia hanya saja wajah iblis tersebut memancarkan aura yang akan mebuat manusia yang memandangnya menjadi gemetar ketakutan, seluruh gigi iblis tersebut sangat runcing dan tajam, tubuh iblis tersebut sangat kekar dan menggunakan zirah berwarna hitam dengan motif berwarna merah yang menghiasi zirah tempur yang di gunakan iblis tersebut dibagian dada dan sekitar pundak. Di belakang pundak iblis yang gunawan lihat terdapat sayap yang sangat besar berwarna hitam seolah terbuat dari gumpalan asap dan api, ketika kedua sayap itu bergerak banyak berjatuhan lahar panas dari kedua sayap iblis tersebut. Kedua tangan iblis tersebut sangat kekar dan terdapat bekas rantai yang putus di kedua siku iblis tersebut serta rantai yang masih hampir putus di kedua pergelangan tangan iblis tersebut, di setiap jari iblis tersebut terdapat kuku panjang dan runcing berwarna hitam. Di bagiang pinggang iblis tersebut meggunakan ikat pinggang berwarna merah yang ditengah berbentuk jajar genjang dan terdapat sebuah tulisan arab yang tidak gunawan mengerti maknanya, tepat di atas sabuk tersebut terdapat sebuah rantai berwarna hitam yang mengikatnya dan kondisi rantai tersebut sangat memprihatinkan serta hampir terlepas.
“astagfirlullahaladzim” ucap gunawan dengan suara bergetar dan bulu kuduk gunawan kembali merinding ketika melihat penampakan iblis tersebut.
Iblis itu berdiri dengan tegap dan memandangi setiap inci sukma Gunawan yang ada di hadapannya, yang pada saat ini sukmanya sedang gemetar ketakutan.
“hahahahaha, aku mecium aroma ketakutan dari tubuh mu anak keturunan gobang, oh rasa ketakutan mu sungguh sangat lezat dan menenangkan jiwa ku, Hahahaha. Dengan usia semuda ini kamu telah menguasai jurus-jurus andalan yang dimiliki Gobang, tapi sayang bahkan leluhur mu Gobang tidak mampu membinasakan ku, leluhur mu hanya mampu memperkuat rantai-rantai sialan ini yang mengikat tubuh ku ke barisan pegunungan terkutuk ini. Andai saja leluhurnya Gobang yang bernama Muhamad Iskandar tidak meninggal di tanah Jawa akibat diracun oleh para budak ku dari kalangan manusia, tentu saja leluhurnya Gobang akan mampu membinasakan ku. Tapi lihat betapa naifnya muhamad iskandar yang telah mengalahkan ku tapi tidak memusnahkan diri ku dan hanya membelenggu ku dengan rantai pusar bumi, hahahaha. Dia berharap suatu saat nanti diri ku akan bertaubat dan memeluk agama sesuai yang dia anut. Hahahaha, lihatlah mulai dari gobang dan kini diri mu Gunawan alias Pangeran Gempar Bumi, kekuatan dan kesaktian kalian terus menerus menurun dan tidak ada satupun dari kalian yang memiliki 30% kemampuan dari muhamad iskandar.hahahaha. anak manusia dengarkan baik-baik ucapan ku, aku bukan jin seperti yang sering kamu hadapi, aku adalah Iblis yang ribuang kali lebih kuat dari bangsa jin manapun, hahahaha” ucap sosok iblis tersebut yang tertawa dengan lantang seolah-olah memamerkan deretan gigi runcing yang terdapat di dalam mulutnya.