“Eyang aku sangat berterima kasih atas bantuan eyang selama ini yang telah menjaga kitab warisan leluhur ku serta mejaga kerajaan Laut Hitam. Jika Eyang tidak keberatan aku ingin menambah beberapa beban lagi kepada eyang.” Ucap Gunawan.
“selama raga tua ini mampu melakukannya insya allah eyang akan melakukan semampu eyang, katakanlah cucu ku apa yang kamu inginkan.” Jawab eyang Jagat Semesta kepada Gunawan.
“aku ingin Eyang mengangkat Warok sebagai Murid Eyang dan mengajarinya ilmu-ilmu dari ras Iblis yang eyang ketahui. Aku yakin Warok irwan tidak akan menjadi seperti Yakjud dan Makjud. Dan saya merasa saya tidak akan mampu mengalahkan Yakjud, oleh karena itu aku menyerahkan tampuk kepemimpinan di kerajaan Laut Hitam ini kepada Eyang dan jika nanti ada dari anak keturunan ku yang mempunyai kemampuan untuk mengalahkan Yakjud aku meminta kepada Eyang untuk mengajarinya dan membimbingi anak keturunan ku. Dan kau Warok, kau harus menjaga anak keturunan ku yang terpilih dan anak keturunan ku akan mewarisi cincin hitam yang ku pakai ini. Aku juga ingin warok menjadi raja dan penjaga perbatasan portal gaib yang menghubungkan kerajaan Laut Hitam dengan dunia manusia dan keturunan ku.” Ucap gunawan.
“Tapi Boss...”sanggah Warok Irwan namun Gunawan memberikan isyarat kepada Warok untuk tidak meneruskan perkataannya.
Baharudin dan seluruh Pasukan dari Laut Hitam menundukan kepala mereka, mereka merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Gunawan yang merupakan raja di kerajaan Laut Hitam ketika sukma Gunawan di culik oleh Yakjud dan Makjud. Perasaan Baharudin semakin tidak karuan ketika dirinya teringat, dia tidak mampu melindungi mbah Jun dari serangan yang di berikan oleh Yakjud yang di tujukan untuk gunawan. Seharusnya dirinyalah yang menjadi perisai hidup dan menghalau serangan tersebut, tapi tugasnya malah dirampungkan oleh mbah jun yang merupakan Kakek Gunawan dari garis keturunan ibunya.
Eyang Jagat Semesta hanya memejamkan matanya sambil mengelus jenggot putihnya, lalu dirinya berkata “walaupun diri ku dan diri mu tidak terikat dengah hubungan darah, tapi percayalah eyang sudah menganggap diri mu sebagai cucu eyang sendiri. Eyang akan melakukan apa yang diri mu inginkan tetapi eyang meminta kepada cucu untuk memikirkan semuanya dan cobalah untuk membicarakan hal ini dengan embah mu yang bernama Joenaidi.” Ucap Eyang Jagat Semesta
“kenapa aku harus membicarakan hal ini dengan embah Jun eyang? Apakah terjadi sesuatu terhadap embah jun selama aku tidak sadarkan diri?” tanya Gunawan kebingungan
“eyang menyarankan hal tersebut karena hanya Joenaidi yang mengerti situasi mu yang terpilih menjadi penerus kesaktian leluhur mu yang bernama Gobang dan pemegang tahta kerjaan yang didirikan oleh leluhur mu yang bernama Muhamad Iskandar. Untuk sekarang kita tidak bisa berbicara lebih banyak karena di alam manusia sekarang sudah pukul 15.00 dan kedua orang tua mu sudah mulai Khawatir.” Jawab eyang jagat semesta.
“hah ? eyang kenapa dahulu waktu di alam Ghaib lebih lambat dari pada waktu di alam manusia waktu aku bertarung di gunung salak. Tetapi semenjak sukma ku di culik oleh Yakjud dan Makjud waktu di alam Ghaib lebih cepat dari waktu di alam manusia ?” tanya Gunawan.
“mengenai hal itu allah hu alam bi sowab, hanya allah yang maha mengetahui segala misteri di alam semesta ini. Sekarang kembalilah ke raga mu cucu ku, eyang akan selalu menanti mu di sini dan ketika diri mu ingin berkomunikasi dengan eyang lakukanlah sholat tahajud dan semoga allah mempertemukan kita kembali dalam situasi dan keadaan yang lebih baik.” Jawab Eyang Jagat Semesta.
Sukma Gunawan sperti di tarik paksa oleh sesuatu yang tak kasat mata dan menghilang dari kerajaan Laut Hitam. Di luar sepengetahuan semua jin yang ada di kerajaan Laut Hitam, Semberani mengikuti sukma Gunawan kembali ke alam manusia.
#alam manusia hari ke 30 di Rumah Sakit Persahabtan
“bapak, kenapa anak ku sampai sore seperti ini belum juga masih tertidur seperti ini pak.” Tanya Rahayu kepada Mbah jun
“tenanglah anak ku, insya allah tidak ada sesuatu yang buruk yang terjadi terhadap anak mu, anak mu Gunawan hanya kelelahan dan jiwanya hanya membutuhkan waktu istirahat lebih lama.” Ucap Mbah Jun yang sebenarnya mengetahui bahwa Sukma Gunawan saat ini sedang melihat dan mengunjungi kerajaan peninggalan Leluhurnya.
Pieter, Ningsih, Aris, Bob, Riri, Rara dan Andi yang ada di ruangan tersebut sama cemasnya dengan ibunya Gunawan sedangkan yang lainnya seperti Dadang, Ratul, Wulan dan para santrinya mbah Jun harus beraktivitas kembali. Tapi mereka semua tidak berani bertanya kepada mbah Jun karena kondisi mbah Jun sendiri tidak baik-baik saja. sebab pada saat mereka semua telah selesai menunaikan sholat zuhur berjamaah, Mbah Jun kembali memuntahkan darah segar.
Sementara itu seluruh jin Khodam pendamping milik gunawan dan aris telah kembalil ke tempat mereka masing-masing. Karena mereka semua mengetahui diri gunawan saat ini baik-baik saja. Ketika semua orang yang berkumpul di ruangan tersebut sedang di landa kepanikan, tiba-tiba tubuh gunawan menggeliat dan gunawan membuka matanya. Rahayu dan Andi yang melihat Putranya telah membuka matanya langsung berlari ke arah ranjang rumah sakit dan memeluk tubuh Putranya dengan sangat erat. Mereka seolah-olah takut tubuh putranya akan menghilang dari hadapan mereka.
“hoaammm, Papa, Mama kenapa kalian memeluk gunawan kencang sekali?” tanya Gunawan kepada Rahayu dan Andi tapi di luar kehendak Gunawan perutnya berbunyi sangat keras sekali. Seolah-olah perut gunawan ingin protes karena dirinya sudah lama tidak di isi oleh makanan normal dari alam manusia.
“tidak apa-apa, sebaiknya kamu makan dulu ya nak, itu mama sudah masak makanan kesukaan mu ikan kembung goreng, Sayur Asem dan tempe medoan plus sambil goreng.” Jawab Rahayu.