Khodam Leluhur

Kakco
Chapter #66

BAB 66 : KONDISI MBAH JUN

“Hentikan dirga, jangan menyerang cucu ku dan khodam pendamping Cucu ku.” Mbah jun mengulurkan tangannya ke tubuh macan yang bernama Dirga dan mengelusnya. Dirga yang mendapatkan perintah dari Mbah Jun, segeran duduk didekat kaki Mbah Jun serta menjadi lebih tenang dan tidak agresif.

Gunawan membawakan air putih yang tadi di ambilnya dari dispenser dan memberikan air tersebut kepada Mbah Jun, “Mbah, sejak kapan Mbah batuk-batuk dan mengeluarkan darah seperti ini?” Gunawan memandangi wajah keriput Mbah Jun dengan cemas dan tidak mempedulikan Dirga dan Warok. Dirinya sangat khawatir dan cemas memikirkan kondisi Mbah Jun, satu-satunya Mbah yang masih hidup. Karena kakek dan nenek gunawan dari garis keturunan papa gunawan sudah meninggal dunia ketika gunawan masih berumur 7 tahun, sedangkan Mbah Putri, istri Mbah Jun sudah meninggal dunia ketika Gunawan berumur 10 Tahun.

Mbah Jun mencoba menstabilkan nafasnya, lalu meminum air putih yang dibawa oleh gunawan, “terima kasih cu, mbah batuk dan muntah darah seperti ini sejak allah mengizinkannya terjadi. Dan kita sebagai makhluk ciptaannya hanya bisa tawakal dan beriktiar serta berdoa memohon kesembuhan pada zat yang perkasa dan maha pemberi kesembuhan.” Mbah Jun mengelus-ngelus kepala Dirga yang ada di dekat kakinya sebanyak tiga kali. Dirga sendiri sekarang sedang sibuk menjilati tangan dan tubuhnya dengan menggunakan lidahnya

Gunawan melihat ke arah Warok, warok masih menatap tajam ke arah Dirga, “ehem, ehem.” Setelah gunawan berdehem, warok baru memalingkan padangannya dari Dirga dan berdiri di samping gunawan bagaikan seorang pengawal. Walaupun kekuatan Warok jauh lebih hebat dari Dirga, tapi Dirga yang merupakan santri dari bangsa jin yang selalu mengikuti pelajaran agama dari mbah Jun setiap malamnya, tidak gentar jika harus bertarung dengan warok irwan yang kekuatannya hampir kembali seperti dulu. karena segel yang selama membatasi dirinya telah dilepaskan secara perlahan oleh Eyang Jagat Semesta, “kendalikan naluri membunuh mu Warok!” perintah gunawan dalam batinnya kepada warok.

Setelah mendengar perintah dari gunawan barulah mata warok tidak lagi berwarna merah menyala, mata warok berubah menjadi mendekati warna jingga.

Mbah Jun hanya tersenyum tipis melihat Konfortasi Dirga dan Warok, dan menggelengkan kepalanya. “Cu, ingin berpesan kepada dirimu, jangan pernah menyesali apapun keputusan yang telah kau ambil. Tetaplah rendah serta menundukan pandangan mu ke bawah. Kau mempunyai tugas yang masih belum selesai, jangan jadikan itu sebuah beban, tapi jadikan itu kewajiban mu dan hadapi setiap permasalahan yang ada di hadapanmu. Ingat cu, jika dirimu tidak mampu menghadapi permasalahan tersebut, dirimu masih mempunyai teman-teman dan saudara yang masih bisa membantu mu, jika saudara dan teman-teman mu tidak mampu membantu mu, dirimu masih mempunyai allah Zat yang kuasa lagi maha penyayang. Tidak ada yang tidak mungkin ketika allah sudah berkendak, dan ambil hikmah dari pelajaran tentang korek yang dirimu alami hari ini bahwa tidak semua masalah mampu kita selesaikan sendiri.” Mbah Jun kembali menghisap Rokoknya dan tersenyum kearah Gunawan.

Sehari sudah berlalu semenjak gunawan menginap di rumah mbah Jun, Rahayu membuatkan makan siang kesukaan Mbah Jun. Mbah Jun, Andi, Edi, Rahayu dan Gunawan makan dengan suasana kekeluargaan. Di saat makan siang mbah Jun terkadang batuk-batuk dan mengeluarkan darah segar setiap kali Mbah Jun terbatuk.

Rahayu mengajak Mbah Jun untuk pergi memeriksakan kondisinya ke Rumah sakit, awalnya Mbah Jun menolak tapi ketika melihat Rahayu menangis, Mbah Jun akhirnya mau pergi ke rumah sakit ditemani oleh Rahayu, Andi dan Gunawan, sementar Edi kakak Rahayu tetap di rumah atas permintaan Mbah Jun.

Sesampainya di Rumah Sakit Persahabatan, Mbah jun langsung dibawa keruangan penyakit dalam. Rahayu menjelaskan apa yang dialami oleh Bapaknya kepada Dokter yang memeriksa keadaan mbah Jun. Mbah Jun sendiri hanya memutar tasbinya sambil berzikir mengangungkan kebesaran Allah.

Setelah serangkain pemeriksaan dilakukan oleh team medis kepada Mbah Jun dan setelah menunggu sekitar 1jam, akhir Dokter kembali meminta Rahayu dan Mbah Jun masuk keruangannya.

Lihat selengkapnya