Khudr

Oleh: Azri Zakkiyah

Blurb

Di Melbourne, Hazel Lochlann yang mestinya ikut wawancara akhir seleksi pengiriman staf National Gallery of Victoria ke Berlin, tiba-tiba mendapat telepon dari asisten Dokter Jeffery yang membuatnya harus berurusan dengan The Grim Reaper, malaikat maut.

Di Jakarta, Mikail, Air Traffic Controller yang bekerja di tower JATSC Airnav Bandara Soekarno Hatta tahu-tahu mendapat tekanan untuk menghentikan penerbangan sebuah Airbus A330 berpenumpang empat ratus orang demi alasan klenik yang menjadikannya gila. Kemudian muncul sosok yang menamai dirinya Komandan dan memberinya tugas ganjil untuk mengawal seseorang dari desa di kaki Gunung Penanggungan yang bernama Wahidin.

Di Gunung Penanggungan, Wahidin yang terus-terusan mendapat teror dari keluarga Murtakib bertemu sopir bis aneh bernama Kang Cung yang menyuruhnya mengumpulkan air dari tujuh sumber mata air tanpa diberi penjelasan untuk apa. Penderita mabuk kendaraan kelas berat itu tidak pernah menyangka bahwa misi pengumpulan air itu ternyata jauh dari kata usai.

Sementara di Surabaya, Sagara, dekan muda yang baru men-drop out mahasiswa anak anggota dewan, mendapat fitnah keras yang mengakibatkannya kehilangan jabatan di kepegawaian negeri sipil dan diputuskan oleh keluarga tunangannya. Keganjilan datang bertubi hingga mengantarnya pada sebuah buku janggal berjudul A Drifted Shoe di sudut Petaling Street, Kuala Lumpur, yang membuatnya bertekad harus menemukan penulisnya.

Mikail, Wahidin dan Sagara dirundung pertanyaan-pertanyaan yang kian hari kian memberatkan. Petunjuk-petunjuk mengerucutkan mereka pada sebuah kota tempat mereka harus menjemput semua jawaban itu, Kota Melbourne, di benua seberang. Perjalanan mereka dipenuhi orang-orang ajaib. Tentang sebuah misi penting yang tak mereka sangka akan mereka emban. Perjalanan sakral yang dikunci oleh prasyarat utama Khidhir kepada Musa, ". . . jangan bertanya apapun sampai kujelaskan semuanya."

Khudr, sebuah novel hasil residensi penulis ke Australia.

Lihat selengkapnya