Dian menahan napas. Siapa yang mengetuk pintu kamar di tengah malam begini?
Jantungnya berdetak cepat saat ia melangkah mendekat. Tangannya sempat ragu di atas gagang pintu, tapi rasa penasaran mengalahkan ketakutannya. Dengan gerakan perlahan, ia membuka pintu sedikit hanya cukup untuk mengintip.
Kosong.
Lorong rumahnya gelap dan sunyi. Hanya suara detak jam dinding yang terdengar, berdetak pelan seirama dengan napasnya. Dian menelan ludah dan mengintip ke ruang tengah. Orang tuanya seharusnya sudah tidur.
Namun, saat ia ingin menutup kembali pintu kamarnya, suara itu terdengar lagi.