Keesokan paginya, Dian masih tidak bisa menghilangkan rasa gelisahnya. Ia mencoba mengabaikan kejadian semalam, meyakinkan dirinya bahwa itu hanya imajinasinya. Namun, saat turun ke dapur, ia melihat ayahnya sudah duduk di meja makan, menyesap kopi dengan wajah serius.
"Ada apa, Yah?" tanyanya, mencoba bersikap biasa.
Ayahnya menatapnya sejenak sebelum mengalihkan pandangan ke luar jendela.
"Tadi malam kau dengar sesuatu?"
Jantung Dian mencelos. "Apa maksud Ayah?"