Kilatan Api di Langit Biru

Hargo Trapsilo
Chapter #6

Bab 5 : Membangun Kepercayaan

Siang itu Rudi bergegas menuju kantornya, Rudi bekerja di perusahaan swasta di bidang otomotif karena hari itu ada rapat penting Rudi terpaksa menunda kepentingan pribadinya yang ingin terus bersama Ko Johan, banyak hal sebenarnya yang dia ingin tanyakan kepada ko johan, setelah menyelesaikan urusan kantornya.

"Selamat siang rekan-rekan maaf saya terlambat ada urusan tadi," ucap Rudi kepada para staff di kantornya dengan terburu-buru masuk keruang rapat.

"Agenda Rapat hari ini mendiskusikan program penjualan mobil merk terbaru tahun ini," ucap salah satu karyawati di perusahaan itu.

"Baiklah rekan semua rapat kita mulai," kata Rudi sambil memulai rapat siang itu.

Rapat Siang itu berakhir juga akhirnya tanpa terasa Rudi pulang dari kantornya dan kembali ke mobilnya, Di dalam mobil Rudi kembali teringat dengan ucapan Ko Johan yang menginginkan Foto Keluarga mereka dulu, Rudi menelpon Maya Adiknya dan menanyakan dimana foto keluarga mereka untuk diperlihatkan kepada keluarga Ko johan saat Ko johan sudah pulih dari operasinya.

"Halo Maya? Apakah kamu masih menyimpan beberapa foto keluarga kita?" tanya Rudi kepada adiknya Maya.

"Iya Ka Halo, Hm ... Bukannya Ka Rudi ada menyimpan Foto Album keluarga kita sebelum kak Rudi menikah, Dulu Ka Rudi minta itu sebagai kado pernikahan kakak bukan," jawab Maya kepada Rudi.

"Ah Iya kau benar Maya kakak lupa akan hal itu, mungkin masih ada disimpan akan kutanya istriku sewaktu pulang nanti baiklah Maya nanti kakak akan cerita banyak kepadamu di telepon setelah kakak pulang saat ini kakak fokus menyetir untuk pulang," jawab Rudi.

"Iya Ka hati-hati dijalan," jawab Maya sambil mengakhiri panggilan teleponnya.

Rudi dengan senang kembali menuju rumahnya menjelang sore itu yang tampak macet, Rudi memikirkan Ko Johan yang sedang berjuang saat ini di ruangan operasi untuk mengangkat penyakitnya, Rudi pun sempat melihat anak-anak dijalan yang sedang mencari rejeki dengan cara mengamen, berjualan koran dan berjualan makanan ringan, Rudi teringat pernah mengalaminya sewaktu pernah berpisah dari ayah dan juga ibunya demi mencari sesuap nasi untuk makan.

Kembali Mei 1998 dimana disaat itu Rudi, Demonstrasi sudah mulai ramai bergulir Maya dan juga sepupunya Anggi dimana sedang membuat spanduk dari tulisan-tulisan buat berdemo dan hal itu sempat diketahui oleh ayah Rudi yang diam-diam mengikuti Rudi dan Maya menuju ke rumah Anggi sepupunya yang letaknya lumayan jauh dari rumah mereka.

Betapa terkejutnya Rudi dan Maya melihat Ayahnya berdiri di rumah sepupunya Anggi, disaat itu orang tua anggi seperti biasa jualan di pasar demi memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari tanpa disadari Ayahnya Rudi dan Maya memanggil Rudi dan Maya yang saat itu sedang membuat beberapa spanduk untuk berdemonstrasi.

"Rudi, Ayah kecewa sama kamu nak, Ayah tau situasi sekarang seperti ini tapi ayah tidak ingin kau dan adikmu ikut-ikutan seperti ini kalian harus fokus belajar, ditambah lagi sekarang kau mengajak sepupumu mau ditaruh dimana muka ayah, Ayah malu sama bibi dan juga pamanmu bahkan ibumu kalau tau kau dan adikmu akan ikut berdemo seperti ini," kesal ayahnya rudi kepada anaknya dia benar-benar terlihat kecewa.

"Maafin Rudi Ayah, Rudi janji ini yang terakhir ayah Rudi hanya ingin ikut berpartispasi bersama teman dalam menyalurkan aspirasi kami kepada pemerintah mengenai perubahan ayah," jelas Rudi.

Lihat selengkapnya