Ko Johan akhirnya telah selesai menjalani operasi berkat dukungan dan semangat yang diberikan oleh Rudi beserta anak dan istrinya Handri dan Cici Meilin, Akhirnya Ko Johan memberanikan diri untuk operasi dan berangsur-angsur kesehatannya mulai membaik, Handri sangat bersyukur Rudi membantunya tidak hanya ayahnya dulu yang menyelamatkan papanya sekarang juga Rudi adalah Penyelamat nyawa papanya juga.
Rudi tiba siang itu untuk menjenguk Ko Johan yang dalam pemulhan setelah selesai operasi kemarin sore, wajahnya sudah tidak pucat dan terlihat sangat segar, Rudi menghampiri Ci Meilin yang sedang menjaga Koko di kamarnya dimana disaat itu Ko Johan sedang tidur akibat pengaruh obat yang dia minum.
"Bagaimana keadaan Ko Johan sekarang Ci?" tanya Rudi.
"Koko sudah mulai membaik Rud, Saat ini dia baru saja tertidur efek obat kayaknya Rud," jawab Cici Meilin.
"Kapan kamu datang Rud?" tanya Ci Meilin.
"Baru saja Ci tadi sempat macet dijalan, Oh Iya Handri belum sampai ya Ci?" tanya Rudi.
"Belum Rud, kita tunggu saja paling sebentar lagi Handri datang," ucap Cici Meilin.
Tiba-tiba saja Ko Johan terbangun dari tidurnya, Setelah dia mendengar suara Rudi sayup-sayup, lalu menyapa Rudi yang datang untuk menjenguknya.
"Rudi kamu sudah datang dari semalam Koko tidak bisa tidur memikirkanmu," ucap Ko Johan.
"Koko mikirin apa sih Ko, Rudi kan bilang baru sekarang bisa jenguk Koko, Rudi juga sibuk di kantor Ko," jawab Rudi.
"Maaf ya Rud Koko sudah banyak merepoti kamu untuk datang kesini menjenguk Koko," ucap Ko Johan.
"Tidak apa-apa ko memang Rudi juga hari ini ingin mengunjungi koko setelah koko operasi, Oh iya ini foto yang koko minta kemarin," ucap Rudi sambil memberikan foto keluarganya kepada ko johan.
"Makasih ya Rud, sudah lama sekali tidak melihat senyum Ayahmu sebahagia itu di foto, rasanya baru kemarin ayahmu bekerja di Pabrik Koko saat itu kamu mau masuk sekolah SMP dan dia butuh banyak biaya untuk sekolah kamu dan adikmu padahal koko hanya bisa memberikan gaji yang pas-pasan diwaktu itu," ucap Koko.
"Iya Ko, Rudi ingin tahu apakah Ko Johan bisa ceritain kejadian mengenai pabrik koko yang terbakar itu dan bagaimana Ayah Rudi bisa kesana?" ucap Rudi Penasaran.
"Sudah waktunya Rud, Koko ceritain ini sama kamu, Dulu niat koko datang kerumah kalian juga untuk menceritakan ini tapi kalian keburu pindah dan melihat Rumah kalian sudah di jual, Koko tidak tahu harus mencari kalian kemana lagi, jadi selama puluhan tahun koko hanya bisa menyimpan cerita ini," jelas Ko Johan.
"Saat itu Rudi harus mengumpulkan biaya buat menyelesaikan Kuliah Rudi Ko Rudi tinggal dengan teman Rudi Haris sambil berjualan koran kami berdua akhirnya bisa mengerjakan Skripsi bersama dan juga lulus bersama, sedangkan Ibu dan Maya tinggal dirumah Bibi kami saudari adik ibu Rudi Ko sepeninggal ayah ternyata Ayah menyimpan uangnya hanya untuk menguliahkan dan menyekolahkan kami berdua, walaupun Rumah itu dijual namun tetap Ayah tidak selamat disaat itu penyakitnya semakin menjadi setelah seminggu berjuang melawan sakit akhirnya Ayah meninggal," jelas Rudi.
"Koko Waktu itu pun baru sembuh Rud, dan Shock mendengar kabar ayahmu meninggal setelah seminggu kejadian itu," ucap Ko Johan.
"Tolong Ceritakan Ko apa yang sebenarnya terjadi waktu itu?" tanya Rudi.
"Waktu sebelum terjadinya peristiwa kebakaran itu Rud, Ayahmu ada kerumah koko saat itu tengah malam dia mengetuk pintu rumah koko yang bersembunyi dan ketakutan sampai mengira ayahmu ikut-ikutan orang yang telah meneror keluarga koko selama ini, koko banyak cerita sama ayahmu dia menyanggupi untuk membantu keluarga koko dia juga banyak cerita tentang kamu dan adikmu, Dia bahkan sempat mengajak koko untuk menyelamatkan diri meninggalkan rumah dan pabrik koko," ucap Ko Johan kepada Rudi.
"Ada orang yang meneror koko? Jadi Ayah sempat kerumah Ko Johan pada malam sebelum kejadian kebakaran pabrik itu? Bagaimana dengan Ibu Rudi apakah dia juga ikut kesana ko?" tanya Rudi.
"Saat itu Ibumu tidak ikut bersamanya, Koko juga menolak untuk ikut ayahmu disaat itu Rud karena Koko masih memikirkan Handri yang masih kecil kami memilih tetap dirumah dan mengunci rumah serta menuliskan tulisan dirumah kami dengan tulisan milik pribumi di pabrik maupun diruamah kami, aksesoris tionghoa yang biasa ada dirumah kami singkirkan semua disaat itu," jelas Ko Johan lagi.