Namaku Kilau Sukacita. Hari ini adalah hari terakhir ujian akhir nasional yang aku ikuti. Kata guru kelas, kalau nilaiku bagus di ujian ini, aku bisa masuk SMP favorit.
Aku tak merasa kesulitan melewati ujian. Sejak kelas satu hingga sekarang kelas 6 SD, aku selalu juara kelas. Hampir seluruh mata pelajaran aku kuasai. Maka sejak hari pertama hingga hari ini, aku selalu jadi siswa pertama yang selesai mengerjakan soal dan ke luar dari ruang ujian.
"Teh Kilaa!"
Suara teriakan dua orang anak kecil yang sudah tak asing, masuk ke telingaku begitu aku sampai di lapangan sekolah. Pandanganku berkeliling mencari sumber suara tadi. Aku langkahkan kaki ke luar halaman sekolah.
"Teh Ilaa!"
Suara lain yang lebih cempreng memanggilku lagi. Aku mendapati sumber suara itu.
Sebuah mobil minibus warna hitam bertengger di sisi jalan, tepat di depan gerbang sekolahku. Kudapati papaku melambaikan tangan dan tersenyum di balik setir mobil.
"Heey!" Seruku kepada tiga kepala kecil yang ikut menyembul dari bagian belakang mobil. Ada tiga adikku di mobil itu. Ervi, Janee dan Rhea. Kesemuanya perempuan. Sepertinya Shanum tidak ikut, mungkin dia di rumah sama mama. Shanum itu adikku yang paling kecil, usianya masih dua tahun.
Aku memandang ke kiri dan kanan mengantisipasi kendaraan yang mungkin lewat, lalu menyebrangi jalan menuju mobil jemputan papa yang sudah menunggu.
Aku membuka pintu mobil bagian depan yang pasti sengaja dikosongkan untukku.
"Papa!" sapaku sambil duduk dan menutup pintu mobil.
"Hai, Kila," papa menyapa balik.
Kuambil tangan papa dan menghirup punggung tangannya dengan ujung hidungku.
Ck! Seperti biasa, bau rokok.
"Ngapain sih kalian pada jemput rame-rame?" ucapku kini sambil berbalik ke jok belakang mobil. Sekolahku mulai menjauh karena papa mulai melajukan mobil.
"Mau nengok Dedek Gisel, Teh!"Janee menyahut dengan cepat.
"Dek Gisel, siapa?" tanyaku.
Siapa ya? Aku emang ngga kenal.
"Iya, Dedek Icel udah ada. Aciik!"
Sekarang si kecil Rhea yang tiba-tiba bersorak. Aku masih bingung.
"Teh Kila emang belum tau? Dek Gisel itu adiknya Dek Shanum. Adik baru kita, Tehh!" ucap Ervi, adik tertuaku.
"Ooh, ya ampun! Mama udah ngelahirin?? Ah, bilang kek dari tadi. Mana ku tahu siapa itu Gisel," sahutku sambil membalikkan tubuhku kembali ke arah depan.
"Kan emang adik baru kita kalau lahirnya perempuan namanya Giselda. Aku yang kasih nama," ucap Janee dengan bangga.
"Nama panjangnya apa ya? Belum ketemu-ketemu, dari tadi. Giselda apa ya Teh, biar bagus? Kata Mama, kita yang pilih nama." Suara Ervi nyaring di belakangku.