Killa dan Adam

Nur Afriyanti
Chapter #7

6. Latihan

Adam masih memandang ke arah di mana Killa tadi berada. Terdengar teman-teman se-ekskulnya berdehem menggoda.

"Acieee... Adam sekarang punya gebetan," ucap salah satu di antara mereka. "Jiwa es batunya sedikit mencair keknya."

Adam menoleh padanya dan melotot tajam. "Nggak usah ngarang."

"Matanya biasa aja atuh, Bang. Serem amat," ucap yang lainnya. Teman-temannya yang lain tertawa. Adam yang mereka kenal adalah, cowok dingin dan cuek. Terutama dengan seorang cewek.

Adam tidak menjawab. Ia mengambil botol air minum di depannya kemudian menenggaknya hingga tandas.

"Lo ada hubungan apa Dam sama cewek itu? Siapa namanya? Killa, ya?" tanya cowok berambut cepak yang duduk di sebelah kirinya. Namanya Dio. Ia temen sebangku Adam.

"Nggak ada apa-apa."

"Masa?"

"Terserah lo deh," kata Adam kemudian berdiri.

"Mau ke mana, Dam?" tanya Dio.

Adam tidak menjawab dan mulai melangkah meninggalkan mereka. Menenteng botol minumnya yang sudah kosong.

"Gue duluan, ya," kata Dio pada teman-teman yang lain.

"Yoi!" ucap mereka.

Dio berjalan menyusul Adam. Ia menepuk pundak teman sebangkunya itu saat sudah berada di sampingnya.

"Apa?" tanya Adam tanpa menoleh padanya.

"Lo nggak mau cerita?"

"Cerita apaan?"

"Si Killa itu," kata Dio. Mereka berbelok ke kanan dan menyusuri lorong menuju ruang ganti.

"Dia partner gue," kata Adam.

"Partner di ekskul musik?"

"Iyalah. Apalagi."

"Pasti ada sesuatu sampe temen cewek itu teriak heboh tadi," kata Dio lagi.

"Nggak ada. Lo nggak usah aneh-aneh deh. Kepo gitu lagi kayak cewek," kata Adam lagi. Mereka sampai di ruang ganti dan menuju bilik masing-masing.

Dio tertawa. "Kan gue pengen tau. Baru kali ini lho seorang Adam terduga punya hubungan spesial sama cewek. Nggak mungkin nggak ada apa-apa kalo temennya si Killa itu teriak kayak gitu."

"Liat nanti aja, deh," kata Adam kemudian masuk ke bilik ganti.

"Bener, kan. Ada sesuatu," ucap Dio kemudian membuka pintu bilik ganti kemudian masuk ke dalamnya.

***

"Yuk, Kill, bareng ke gerbangnya," kata Lisa saat mereka sudah menggendong tas mereka. Jam pulang sekolah.

"Duluan aja. Gue mau latihan," ucap Killa.

"Latihan musik?" tanya Lisa.

"Iya dong. Apalagi."

"Wah." Lisa tersenyum simpul padanya. Ia kemudian menoleh pada Olive dan Nadia yang masih membereskan alat tulis mereka. "Girls, si Killa mau nge-date sama Adam."

"Wah, masa?" tanya Olive antusias.

"Sembarangan!" bentak Killa sambil memukul bahu teman sebangkunya.

"Ya ampun Killa, sakit banget!" ucap Lisa sambil cemberut dan mengusap-usap bahunya yang dipukul Killa. Tenaga cewek itu kuat juga ternyata.

"Mampus!" ucap Killa galak.

"Udah deh, stop!" Nadia menginterupsi mereka. "Mending kita pulang. Yuk, Nad, Lis. Dan lo, Killa, lo mau latihan, kan? Bareng Adam?"

Killa mengembuskan napas pelan. "Iyalah. Sama siapa lagi."

"Yaudah. Semoga nggak ada masalah, ya. Yuk, Sa, Live, kita pulang," ajaknya pada dua temannya.

"Yuk lah," kata Olive. Lisa mengikuti setelah selesai tersenyum manis pada Killa dan dibalas dengan senyum yang tak kalah manis juga oleh Killa.

"Hati-hati," ucap Killa pada mereka bertiga.

"Selamat nge-date, Kill," kata Lisa. Kemudian cewek tertawa dan berlari sebelum Killa berhasil memukulnya lagi.

***

Setelah teman-temannya pulang, Killa berjalan ke taman yang berada di samping perpustakaan. Ia duduk di bangku yang ada di sana. Ia dan Adam sudah berjanji bertemu di sana terlebih dahulu baru ke tempat latihan.

Sekolah berangsur-angsur sepi. Hanya murid yang mengikuti ekskul pada hari itu saja yang masih ada di sana.

Killa menoleh ke sana kemari. Sudah sekitar sepuluh menit ia berada di sana tapi Adam belum menampakkan batang hidungnya. Ia mendesah pelan. Killa berniat menghubunginya tapi batal saat mengingat ia tidak membawa ponsel hari itu.

Bosan, Killa turun dari bangku yang ia duduki dan berjongkok. Ia mengambil ranting pohon yang ada di sana dan mulai mencoret-coret tanah di depannya dengan ranting tersebut.

"Itu orang ke mana, sih?" tanyanya sambil mencoret-coret tanah di depannya. "Apa gue susul ke kelasnya aja?"

"Nggak usah."

Killa menengok ke sumber suara. Adam berjalan ke arahnya dengan menggendong tas di bahu kanannya. Cowok itu kemudian duduk di bangku taman dan menatap Killa yang masih jongkok sambil memegang ranting pohon.

"Lo ngapain?" tanya Adam.

"Jongkok," kata Killa kemudian berdiri dan membuang ranting pohon yang tadi dipegangnya. Ia menepuk-nepuk kedua tangannya untuk mengusir debu yang menempel.

Lihat selengkapnya