Killa dan Adam

Nur Afriyanti
Chapter #12

11. Rasa Suka

Killa dan Adam memasang wajah sedatar mungkin saat berjalan ke kelas. Murid-murid yang belum didatangi oleh gurunya terlihat berada di luar kelas. Mereka melihat ke arah Killa dan Adam yang berjalan dengan pandangan lurus ke depan. Tak memedulikan ledakan-ledakan yang dilontarkan untuk keduanya.

"Gue duluan," ucap Adam saat mereka sampai di depan kelasnya.

Killa mengangguk dan Adam masuk ke kelasnya. Meninggalkan Killa yang memelototi seorang murid cowok yang meledeknya tepat di depan wajahnya.

Setelah berjalan dengan langkah yang sengaja ia percepat, akhirnya Killa sampai juga di kelasnya.

"Eh, Killa!" seru teman-temannya saat ia menampakkan dirinya di dalam kelas.

"Acie..."

Beberapa orang lainnya mendekatinya dan menanyakan kenapa ia dihukum begitu.

"Lo pacaran sama Adam?" Satria, sang ketua kelas bertanya.

"Ngawur! Ya nggak lah!" seru Killa dengan suara kelas.

"Kok bisa dihukum kek gitu sih, Kill? Lo buat kesalahan bareng sama dia, ya?"

Killa menutup telinganya dan berjalan ke bangkunya. Ia mendudukkan dirinya di sana, masih dengan tangan yang menutupi kedua telinganya. Mencoba membendung pertanyaan-pertanyaan dari teman-temannya.

"Killa tuh kemarin bolos, bareng si Adam," ucap Nadia tiba-tiba. Killa menoleh padanya dengan mata melotot.

Tiga temannya, Lisa, Olive, dan Nadia langsung menyemburkan tawanya. Sedangkan teman-teman sekelasnya yang lain kembali berkoar, bahkan kali ini lebih heboh.

"Gila, Killaaa!!"

"Bolos bareng, edan!"

"Sweet banget bolosnya..."

"Bolos ke mana tuh?"

"Janjian apa gimana?"

Dan sorakan serta pertanyaan-pertanyaan lainnya.

"Udahan sih lo orang, nih!" teriak Killa.

"Ceritain dong Kill, kronologisnya. Kok bisa bolos bareng gitu," kata Lisa.

"Nggak!"

"Ih, elo mah. Kalo kek gitu ledakan-ledakan ini nggak akan berhenti," ucap Olive.

"Iya, Kill. Kan kita teman sekelas elo. Masa nggak tau apa-apa." Nadia menambahi.

"Iya, Kill. Ceritain geh." Satria ikut-ikutan.

Killa membuang napas pendek. "Tapi lo orang diem ya kalo cerita gue udah selesai. Jangan ngeledekin gue dan jangan tanya-tanya lagi."

"Iya!" ucap mereka serempak.

"Nih, gue mulai." Killa bersiap-siap cerita.

"Langsung aja, deh biar nggak kepanjangannya, ya. Gue telat sampe sekolah. Gue kesel banget karena gue males kalo harus dijemur lagi di depan tiang bendera. Nah, pas gue lagi ngintip ke dalam dari gerbang, nyari di mana si pak satpam, ada yang nepuk pundak gue dari belakang." Killa berhenti sebentar.

"Dan orang itu Adam." Lisa melanjutkan.

"Iya?" tanya salah satu temannya.

Killa mengangguk.

"Wihhhh..." seru teman-teman Killa.

"Apaan, lah?" tanya Killa.

"Terus Kill? Masa kek gitu doang?" tanya Olive.

"Intinya, karena sama-sama terlambat dan males dihukum, kita berdua bolos, deh," jawab Killa.

"Ih, ke mana?" tanya salah satu temannya.

"Rahasia," jawab Killa.

"Dan lo orang ngapain?" tanya Satria.

"Kepo sih lo orang! Yang pasti kita nggak aneh-aneh, ya! Awas kalo pikiran kalian isinya negatif!" Killa menunjuk wajah-wajah teman-temannya.

"Ya kasih tau dong, Kill..." Lisa merengek.

"Itu rahasia," kata Killa tegas.

"Lo orang pacaran, tah?" tanya Desi, teman perempuannya yang memiliki rambut panjang hampir sepantat.

"Nggak!" jawab Killa.

"Tapi deket?" tanya Satria. Ketua kelasnya ini ternyata kepo juga.

"Lo kepo banget ternyata, ya Sat. Gue sama dia deket karena gue sama dia satu ekskul. Satu partner di ekskul musik," kata Killa.

"Helehh..." kata teman-temannya. Tak percaya.

"Lhah?" Killa menatap teman-temannya bingung.

"Kalo menurut gue sih, Si Adam itu suka sama Killa. Lo orang pada tau, kan, kalo si Adam itu tuh orangnya dingin, apalagi sama cewek. Dan sama Killa," Olive menunjuk Killa. "Dia so sweet banget," katanya kemudian tersenyum.

"Lo jangan ngomong yang aneh-aneh dong, Live," kata Killa.

"Lha fakta, ya? Adam itu orangnya gitu, Kill."

"Iya. Kan gue sama dia dulu satu SMP, ya memang dia orangnya dingin, apakah sama cewek," ucap Ani.

"Tuh, kan betul," kata Olive sambil tersenyum bangga.

"Ya nggak tau lah gue! Udah, deh!" kata Killa sambil mengibaskan tangannya. Mengusir teman-temannya yang ada di dekatnya pulang ke bangkunya masing-masing.

"Lo suka sama dia, Kill?" tanya Satria dengan polos.

"Kepo lo, Pak Ketu!" kata Killa ketus kemudian membalikkan badan. Membuka tasnya dan mengeluarkan alas tulisnya.

"Dih," respon Satria.

"Iya, Killa tuh suka sama Adam. Dan Adam juga tuh suka sama dia. Udahlah. Udah ketara gitu," kata Lisa yakin.

Killa memukul lengan Lisa dengan buku cetak agama Islam yang baru ia keluarkan dari dalam tas.

"SAKIT!" teriak Lisa.

"Makanya jangan sok tau!"

"Bukan sok tau, ya! Tapi fakta berdasarkan pengamatan!"

"Ngawur lo, nih!"

"Udah, diem. Bu Nisa dateng." Satria menghentikan percekcokan antara Killa dan Lisa.

"Dasar nggak mau jujur." Lisa masih gencar menganggu Killa.

"Berisik," ucap Killa kemudian membuang muka ke depan. Memerhatikan Bu Nisa yang bersiap-siap memberikan materi.

***

"Besok ada pr apa?" tanya Killa.

Perut keempat cewek itu sudah kenyang setelah diisi dengan semangkuk mie ayam dan satu gelas jus buah.

Lihat selengkapnya