Besok ujian kenaikan kelas akan dimulai. Semua siswa yang ingin mendapat nilai bagus akan belajar dengan tekun.
Ke perpustakaan, melengkapi catatan yang kurang lengkap, mempelajari materi yang belum paham, dan berlatih mengerjakan soal-soal.
Killa, bersama tiga temannya sekarang sedang belajar bersama di rumahnya. Sudah hampir pukul lima sore. Mereka telah belajar selama kurang lebih dua jam. Kertas dan buku-buku pelajaran berserakan di sekitar mereka. Dan di atas meja yang ada di sana tersaji teko minuman serta gelas dan beberapa makanan ringan untuk camilan.
"Udah cukup, deh," kata Killa. Cewek itu bangkit dari posisi tengkurapnya menjadi duduk. Ia mengambil gelas berisi minumannya yang ada di atas meja dan meminumnya hingga tandas. Matanya menerawang ke depan.
Ia kemudian meraih ponselnya dan membuka aplikasi WhatsApp. Ia mendesah lesu saat melihat nomornya masih diblokir oleh Adam. Si Adam kalo marah gitu amat, sih? Apa memang dia sudah keterlaluan? Lebay, deh!
"Kill!" Killa menoleh pada Olive yang memanggilnya.
"Apa?"
"Masih?"
"Masih. Sedih, deh." Killa meletakkan ponselnya di lantai dan memeluk lututnya. "Kok Adam begitu amat, ya? Kan gue kek gitu karena gue..." Killa berhenti sebentar. "Suka dan sayang. Masa dia marah sampai kek gitu banget? Dan ngomongin soal marah, gue juga marah." Killa memandang wajah tiga temannya bergantian. "Menurut kalian, Adam kek gini juga nggak di sana?"
"Galau gitu maksudnya?" tanya Lisa.
Killa mengangguk. "Iya. Apa dia merasa kesepian juga? Kangen? Tapi kalo dia kayak gue juga, harusnya dia buka blokirannya dong! Ih, cowok kok kek gitu!"
"Mungkin, Kill, dia cuma pengen buat rasa kangen lo berlipat-lipat," celetuk Nadia.
"Apaan alay!" kata Olive sambil mengikik.
"Ih, siapa tau, lho! Dia lagi nguji besar cinta Killa ke dia!" kata Nadia lagi.
"Bisa jadi, tuh," kata Olive.
Killa hanya bisa mengangguk. Entah itu benar atau tidak.
"Eh, atau jangan-jangan!" Lisa tiba-tiba berseru setelah hening beberapa saat.
"Apaan?" tanya Killa sedikit kaget.
"Dia punya gebetan baru di sana."
"Sembarangan lo, Liss!" kata Olive.
"Ih, siapa tau! Orang dianya dingin begitu. Sampe nge-blok juga lagi!"
"Tapi bisa juga, ya," ucap Olive.
"Jugaan kan," kata Lisa sambil memandang Killa. "Lo sama dia.... Maaf ya, Kill, belum pacaran. Nggak ada status apa-apa gitu."
Killa merasa tubuhnya lemas saat mendengarnya. Iya, dia dan Adam memang tidak ada status apa-apa. Tapi kan, Adam suka sama dia dan bakal jaga hati.
"Tapi, dia suka sama gue dan bakal jaga hati," ucap Killa pelan. "Apa dia udah nggak suka lagi? Ditambah gue malah bikin dia marah. Dia udah muak sama gue?" Air mata mulai menggenang di pelupuk mata Killa.
"Yahh, Kill, jangan nangis dong." Lisa, Olive, dan Nadia mendekat ke arahnya dan mengusap-usap punggungnya.
"Dugaan Lisa salah tuh. Mungkin Adam lagi sibuk aja, Kill," kata Olive mencoba menenangkan.
"Iya, Kill. Dugaan gue pasti salah," ucap Lisa. Ia menghapus air mata yang meleleh di pipi temannya itu.
"Tapi kalo bener gimana?" tanya Killa pelan.