Killer Bunny

Bunny_Seagull19
Chapter #2

Chapter 1

Aku tidak bisa memberitahukan namaku kepada kalian semua, mungkin saat kisah hidupku berakhir semuanya akan terungkap. Tapi untuk sekarang aku hanya ingin semua orang menganggapku seperti biasa. Seperti saat mereka mengabaikanku, menganggap aku hanya bayangan dari orang yang paling mereka sayangi. Bahkan untuk merasa aku ini bagian dari mereka, mungkin akan mustahil bagiku.

Mereka selalu menganggapku tidak sesempurna anak kesayangan mereka, walaupun semua orang tahu bahwa anak kesayangan itu hanyalah anak angkat dikeluarga ini. Semua orang tahu, tapi kenapa semuanya tetap sama. Aku selalu menjadi bayangannya hanya karena aku dianggap tidak sempurna. Mereka tidak tahu saja, bahwa semuanya adalah hasil kerja kerasku. Bukan dia. Bukan dan tidak akan sama sekali. Aku berusaha keras agar mereka menganggapku ada, dengan berharap semua nilaiku selalu sempurna. Sampai saat dimana aku tahu semua kebenaran yang membuatku seperti ini. Semua hal yang ditutupi oleh banyak orang, dan mereka adalah orang yang aku percayai. Ternyata mereka hanyalah orang yang memanfaatkanku agar rencana mereka berhasil. Ya aku akui semua rencana mereka berhasil, tapi jangan salahkan aku jika nanti semuanya akan berbalik kepada mereka. Aku akan pastikan rencana yang menurut mereka berhasil dengan sempurna akan berakhir dengan kegagalan yang sangat besar, dan bahkan membuat mereka bertekuk lutut di kakiku hanya untuk meminta maaf atas segala hal yang terjadi selama aku menjadi bagian dari mereka.

Author POV

Dipagi hari, seperti biasa salah satu anak dirumah yang besar dan mewah bangun dari tidurnya yang selalu mengalami mimpi buruk. Mimpi yang sama selama bertahun-tahun dia tinggal dan besar disana. Tapi dia selalu menyangkal semua mimpi itu, seakan itu memang benar hanya mimpi walaupun terasa sangat nyata bahkan sangat amat nyata.

Terlihat anak itu sudah duduk dipinggir kasurnya sambil melihat kearah jendela kamarnya yang bahkan horden jendelanya masih tertutup. Horden berwarna hitam yang memiliki warna senada dengan warna seluruh isi kamar itu, kamar yang gelap tanpa adanya cahaya baik dari lampu maupun sinar matahari yang masuk ke dalam kamar itu. Tapi seakan sudah terbiasa dengan kegelapan disana, anak itu hanya diam tanpa bersuara bahkan tidak ada ekspresi ketakutan diwajahnya. Datar dan dingin.

'Aku berharap bisa menjadi dia, yang selalu menjadi kebanggaan dan kesayangan semua orang. Aku tahu aku tidak sesempurna dia, tapi semua hasil yang dia peroleh bukan murni usaha dia. Itu usahaku, kerja kerasku selama ini. Aku hanya berharap semuanya akan berakhir bahagia untukku,' batin anak itu yang bahkan tidak mengubah raut wajahnya sama sekali.

Tetap tenang, tapi jika ada orang lain yang melihatnya mungkin akan menganggap anak itu aneh karena tidak berekspresi sama sekali. Tapi untuk dirinya yang sudah dari kecil seperti itu, merupakan hal yang biasa. Anak itu kemudian bangkit dari kasurnya dan menuju ke kamar mandi yang ada dikamar itu. Setelah 15 menit berada di kamar mandi, barulah anak itu keluar dalam keadaan yang sudah rapih dan lebih segar dari sebelumnya, dengan memakai seragam sekolah lengkap.

Author POV end

Aku POV

Setelah keluar dari kamar mandi, aku segera pergi kearah laci untuk mengambil jam tangan dan juga mengambil tas yang berada di atas meja belajar. Setelah merasa semua sudah sempurna, aku segera keluar kamar untuk pergi kesekolah. Aku tidak pernah sarapan di rumah, karena mereka jarang memberikanku makanan yang sehat. Mungkin hanya roti ataupun susu, itupun jarang. Karena semua makanan sehat dan mewah hanya akan dimakan oleh kesayan gan mereka, bukan orang lain. Lagipula aku sudah terbiasa akan semua hal itu, aku harus bersikap lebih dewasa daripada dia yang bahkan lebih tua umurnya dibandingkan aku.

"Selalu sepi disini, tapi itu lebih baik daripada harus mendengar mereka tertawa bersama," ujarku sambil melihat sekeliling rumah.

Aku melihat jam tanganku yang sudah menunjukkan jam 6 pagi, waktunya aku untuk berangkat ke sekolah. Aku selalu berangkat lebih pagi, bahkan dijam segini semua orang belum ada yang bangun. Untungnya kakek memberikanku kendaraan, karena hanya kakek yang tahu siapa yang asli dan siapa yang palsu dirumah. Tapi saat dia tahu jika kakek mengetahui rahasianya dia membunuh kakek, untungnya aku mempunyai bukti kejadian itu. Tapi aku tidak akan memberi bukti itu sekarang, tunggu waktu yang tepat untuk menunjukkan semua itu.

"Aku berjanji kepadamu kakek, aku akan membalas dan membuktikan kepada mereka semua siapa yang asli dan siapa yang palsu dirumah ini. Semuanya akan menyesal karena percaya dengan dia, dan tidak akan ada maaf sama sekali walaupun mereka memohon ataupun bersujud sekalipun," ujarku saat mengingat segala hal yang terjadi.

Lihat selengkapnya