Killer Bunny

Bunny_Seagull19
Chapter #3

Chapter 2

Author POV

"Lo kalo jalan diliat bisa gak sih!!" Teriak salah satu murid yaang sepertinya adalah kelompok bully di sekolah.

"Maaf kak, aku gak sengaja," sambil menangis murid yang menabrak tadi meminta maaf.

Sepertinya murid yang menangis itu hanya berpura-pura, tangisannya terdengar aneh. Tidak seperti tangisan orang pada umumnya. Beberapa orang yang daritadi hanya mengamati dalam diam pun tahu kalau murid yang terjatuh dan menangis hanya berpura-pura. Tapi mereka hanya bisa diam tanpa melakukan apapun, bukan karena takut menjadi korban bully dari murid yang tadi berteriak. Melainkan menjadi murid yang akan dilukai oleh pelindung dari murid yang menangis.

Tidak lama setelah murid yang menangis itu meminta maaf, tiba-tiba segerombolan murid laki-laki memasuki kantin. Mereka berjalan menghampiri murid yang menangis di tengah kantin.

"Apalagi yang kamu lakukan kepada adikku?" tanya salah satu dari murid yang menghampiri murid tadi.

"Dia yang menabrakku kak, bahkan dia menumpahkan minuman yang paling aku benci ke seragamku," ujar seseorang yang ditanyai tadi.

"Bukankah dia sudah meminta maaf? Lalu apalagi masalahnya? Kamu selalu membullynya, tidak disekolah, dirumah, bahkan di luar sekalipun kamu tetap membullynya," ujar salah satu dari segerombolan laki-laki yang sepertinya melindungi murid yang menurut semua orang yang ada di kantin sebegai pelaku, sedangkan yang menjadi korban malah sedang dimarahi.

"Tapi kak, dia yang memulainya. Bukan aku. Kak....." sebelum selesai berbicara, sudah dipotong terlebih dahulu.

"SUDAHLAH, KAMU ITU SELALU MEMBUAT MASALAH. KAMU ITU PEMBAWA MASALAH DAN PEMBAWA SIAL, BEDA DENGAN DIA YANG BAIK. JADI TIDAK BISAKAH KALAU KAMU DIAM DAN TIDAK MEMBULLY DIA LAGI!!" bentak dari seseorang yang memotong ucapan dari korban yang sebenarnya.

Tidak lama setelah dibentak, murid yang dibentak itu segera pergi keluar kantin. Karena kesal, sedih, dan juga malu karena dibentak oleh seseorang yang selalu dikaguminya selama ini. Tapi dia tidak pernah dipedulikan, bahkan selalu dibentak, dimaki, bahkan ditampar. Walaupun yang bersalah bukanlah dia, melainkan seseorang yang mereka lindungi.

Author POV end

Aku POV

'Tenanglah kak, aku akan membalas mereka nanti. Sedangkan sekarang aku belum bisa, bukti yang aku miliki masih kurang untuk membuktikan siapa yang salah,' batinku saat melihat orang yang selalu menyemangatiku selama ini dibentak.

Mereka terlalu bodoh untuk menjadi orang yang dikagumi banyak orang. Hanya karena datang seseorang yang mereka anggap mirip dengan orang yang sudah meninggalkan mereka, membuat mereka melupakan seseorang yang bahkan sama persis dengan yang sudah meninggalkan mereka. Seharusnya orang seperti itu tidak dikagumi oleh banyak orang.

'Mereka bahkan tidak menyadari jika dia hanyalah penghancur segalanya, dia lah yang pembawa sial tanpa mereka sadari selama ini. Hanya karena kakakku selalu berada didekat mereka dan juga dia, hingga mereka beranggapan bahwa pembawa sial itu adalah kakakku. Jika bukti yang aku kumpulkan sudah cukup, aku akan segera membuktikan kepada orang-orang bodoh itu siapa yang pembawa sial sebenarnya,' batinku setelah melihat semua orang di kantin mulai bubar.

Setelah suasana kantin kembali seperti semula sebelum ada kejadian tadi, aku segera berjalan ke salah satu stand yang menjual roti dan segera membelinya sekaligus membeli air mineral dan segera pergi dari sana menuju kelas. Karena adanya kejadian tadi, tidak terasa jam istirahat sudah hampir habis. Maka dari itu, aku memilih makan dikelas saja, padahal biasanya aku memakan roti yang aku beli di taman belakang. Tapi karena waktu istirahat sebentar lagi selesai, lebih baik aku makan dikelas daripada nanti terlambat masuk kelas.

'Sepertinya semua orang masih sibuk membicarakan kejadian dikantin tadi, mereka bahkan tidak sadar bel sudah berbunyi. Mungkin setelah guru sampai baru mereka akan berhenti membicarakan kejadian itu,' batinku karena merasa terganggu dengan keadaan kelas yang berisik.

Aku POV end

Author POV

Lihat selengkapnya