Entah ini hari ke berapa Anita selalu setia memberikan kimchi untuk Lee Yo Han di waktu istirahat. Larasati pun tak mampu menyampaikan kekesalan hatinya karena dia yang ingin mengakhiri kisah itu di Puncak Ijen. Larasati tak menyangka jika beberapa hari ini tanggapan Lee Yo Han untuk kimchi Anita terlihat hangat. Biasanya dia hanya tersenyum setelah kimchi itu di atas mejanya dan terus melanjutkan makan tanpa mengajak Anita walau ada di hadapannya, tapi sekarang mereka berdua terlihat asik ngobrol hangat dengan berbagai tema K-Pop, Drama Korea, ataupin artis Korea yang satupun tak dimengerti oleh Larasati. Anita memang 'gila' semua hal yang berbau Korea sehingga diapun detail pengetahuannya tentang Korea yang membuat obrolan mereka terlihat seru. Anita juga merelakan waktu istirahatnya. Biasanya Anita pergi ke kantin bersama Larasati setelah memberikan sekotak kimchi untuk Lee Yo Han. Sekarang semua berubah Anita rela tidak mengisi perutnya yang kosong demi 30 menit bersama Lee Yo Han.
"Apakah dia sengaja berbuat seperti ini padaku agar aku terlihat cemburu?" tanya Larasati pada hatinya dan menikmati seplastik es teh ditengah terik matahari.
"Akh... lebih baik aku tak melihat mereka" Larasati kembali meyakinkan dirinya sendiri semua ini baik-baik saja.
Alarm berbunyi 30 menit telah usai. Setelah Larasati menikmati satu buah donat gula halus dan es teh membuat energinya bertambah untuk melihat kenyataan yang membuat Larasati sebenarnya gusar atau lebih tepatnya cemburu. Dia melangkah kembali ke kelas, saat melihat pintu kelas saja hati Larasati sudah berdegub kencang. Tarik nafas panjang menjadi pilihannya supaya tak terlihat gugup karena cemburu di depan Lee Yo Han dan Anita. Larasati melangkahkan kakinya menuju bangku dimana terlihat Anita tersenyum, tertawa kecil, tertawa lebar bahkan pipi Anita yang putih itu terlihat merona dan tersipu. Larasati tak mengerti apa yang mereka bicarakan tapi kali ini api cemburu itu sudah berada di ubun-ubunnya yang berusaha terus dia tahan. Larasati duduk disebelah Anita kemudian dengan manis Lee Yo Han mengembalikan kotak makan yang tadinya berisi kimchi. Mereka saling berpandangan dengan hitungan detik dan itu tepat didepan kedua mata Larasati hingga adegan itu di kejutkan oleh suara bu Wardha guru sejarah yang akan memulai pelajaran.Larasati melirik Anita yang terlihat bahagia dengan tersenyum-senyum sendiri. Kali ini larasati sebagai sahabat tak menyukai hal itu. Larasati mulai membuka obrolan.
" Ta kamu istirahat nggak makankah?, gak laper?" tanya basa-basi Larasati. Anita menjawab dengan gelengan.
" Gak Ras aku lihat Lee Yo Han makan kimchiku dengan lahap aja aku udah kenyang dan bahagia banget" Jawab Anita sedikit lirih agar tak terdengar telinga bu Wrdha yang mulai menjelaskan Pithecanthropus Erectus. Larasati tak menanggapi obrolan Anita dan fokus didepan kelas.
" Kamu tahu kan Ras, seumur hidup aku gak pernah masak. Aku tuh gak sama seperti kamu yang calon ibu dan istri idaman. Pintar masak, rajin dan berbakti kepada orang tua. Tapi ya gitu Ras yang aku pelajari hanya bikin kimchi dan satu-satunya menu andalanku, tapi gak papa kan Lee Yo Han makanan pokoknya kimchi jadi pasti dia akan bahagia kalo aku selalu membuatkan kimchi". ujar Anita sambil senyum-senyum.