Sepekan sudah Larasati menjalani hidupnya antara bekerja dan sekolah. Terkadang pembelinya adalah teman disekolah atau adik-adik kelas namun dia tak pernah malu bahkan terkadang dia lebih dulu menyapa. Walau tak selalu senyuman manis yang dia peroleh terkadang cibiran yang dihadapinnya. Mungkin karena kasus cinta segitiga antara Larasati, Anita dan Lee Yo Han. Larasati berusaha menahan semua itu dan bersikap profesional sekalipun pahit. Di sela-sela kesibukannya membuat es Mambo dia juga tak lupa belajar meski terkadang jenuh dia browsing resep-resep di internet. Mempelajari semua masakan mancanegara. Terlebih lagi dia ingin belajar mebuat kimchi untuk orang yang masih dia inginkan secara diam-diam.
Istirahat siang sudah dimulai ditandai dengan bunyinya dering lonceng yang memekikkan telinga. Larasati mengambil kotak dari dalam tasnya dan akan mengeluarkannya untuk Lee Yo Han. Dia berbalik dan memberikan kotak biru sederhana di meja Lee Yo Han Walau duduk berdekatan sudah lama mereka tak pernah berkomunikasi demi menjaga hati Anita. Lee Yo Han tersenyum dan terus memandangi Larasati yang tersipu malu. Sayang semuanya buyar saat Anita dengan sahabat barunya Santi menghampiri Lee Yo Han dengan kotak pink dengan bentuk hati seperti biasa. Kali ini Anita hanya sebentar di meja Lee Yo Han tidak seperti biasa yang menggu hingga isi kota itu kosong. Mungkin ini adalah trik Anita agar tak terlihat begitu mengejar cinta Lee Yo Han.
"Terima kasih Nit selalu membawakan aku kimchi" Lee Yo Han berkata manis dengan harapan Anita tak lagi duduk dihadapannya.
"Iya sama-sama. Demi kamu Lee aku rela ke pasar untuk membuatkan kimchi terenak untukmu" sambil melirik Larasati yang sibuk dengan buku catatan.
Kepergian Anita membuat Lee Yo Han lega. Larasati kemudian meminta kotak biru yang dimasukkan dalam laci meja Lee Yo Han saat ada Anita.
"Maaf kembalikan saja kotak makanku Lee " Larasati mengucapkan kalimat pertama untuk Lee Yo Han setelah sekian lama. Namun Lee Yo Han menahan jemari Larasati dan menggenggamnya. Lee Yo Han tak melepaskan dan membuka kotak biru itu dengan tangan kanannya. Dia melihat kimchi yang dibuat oleh Larasati. Lee Yo Han kemudian menyantap kimchi itu dengan sumpit dan begitu terkejutnya Lee Yo Han bahwa rasa kimchi itu seperti kimchi buatan Halmoni (nenek dari papa). Dulu sewaktu Lee Yo Han kecil selalu dibuatkan kimchi rasanya sama persis dengan kimci buatan Larasati. Hal itulah yang membuat Lee Yo Han makan dengan penuh haru karena rindu setelah kepergian Halmoni 15 tahun yang lalu. Rasa kimchi itu seperti rasa yang pernah ada. Genggaman jemari Lee Yo Han pun membuat Larasati terlarut dalam rasa bahagia seperti saat pertama kali perjalanan mereka ke Ijen.
Keesokan harinya di waktu istirahat Larasati kini memutuskan untuk memberikan sekotak makanan untuk Lee Yo Han. Tapi kali ini bukanlah kimchi karena Larasati tahu jika Anita pasti akan membawakan Lee Yo Han kimchi. Larasati memilih untuk membawakan kesrut ayam buatannya pagi tadi.
" Lee ini ya" Larasati menaruh kotak biru di atas meja Lee Yo Han disebelah kotak pink milik Anita. Lee tersenyum dan memilih membuka kota biru milik Larasati. Matanya berbinar saat melihat kesrut ayam kampung dengan topping blimbing wuluh dan ranti. Dengan sigap dia langsung mengambil sendok dan menyantap dengan lahap porsi nasi putih, tempe goreng, kuah dan potongan ayam. Dia menyeruput kuah kesrut yang segar dan Lee Yo Han terlihat begitu menikmatinya. Larasati hanya tersenyum dan matanya tertuju pada kotak pink yang belum dibuka oleh Lee Yo Han. Bahagia namun Larasati masih belum siap untuk menerima cinta Lee Yo Han kembali walau terkadang api cemburu terus membakarnya.