Babak demi babak telah terlewati hingga akhinya tersisa 5 peserta yang didalamnya masih ada Larasati dan Anita. Hari ini adalah hari terakhir babak penyisihan dan hanya akan ada satu pemenang yang memperoleh hadiah beasiswa Chef School Culinary di Korea Selatan. Larasati tak pantang menyerah kali ini dia tak ingin lagi mengalah pada peserta lainnya.
Tema masakan kali ini adalah masakan mancanegara dan harus inovatif. Larasati tetap tenang walau penonton semakin banyak bahkan televisi swasta juga turut menayangkan acara ini. Larasati memantapkan hatinya dengan memilih bahan-bahan yang telah disiapkan panitia di lokasi. Semua orang penasaran dengan apa yang akan dihasilkan dari tangan kreatif Larasati.
Sampainya di meja panas Larasati mulai merancang masakannya dengan tenang dan fokus. Beda dengan Anita yang terlihat begitu ambisius, dia terlihat begitu acak-acakkan. Tak jarang kedua bola matanya melihat kearah meja Larasati yang masih fokus dengan segala bahan dimeja bertaplak putih. 30 menit berlalu dan terasa begitu cepat dan menegangkan, namun larasati sudah mulai memplating masakannya satu persatu. Larasati memang berpengalaman masak dengan cepat karena setiap pagi dia harus membantu emak didapur sebelum berangkat sekolah. Jika memasak Larasati dapat menjelma menjadi Dewi Durga yang bertangan banyak sehingga waktu 60 menit dapat terselesaikan dengan cepat. Terlebih lagi hatinya adalah resep-resep masakan, karena dia percaya cinta dapat dipertahankan oleh makanan yang menggugah selera.
Krriiiiing..... bunyi bel tanda waktu sudah habis dan tepat saat Larasati menempatkan tempe goreng tipis di piring saji. Tangan peserta harus segera diangkat dan harus menjauhi meja. Kali ini walau selesai tepat waktu jantung Larasati mulai berdegup kencang. Jemarinya mulai dingin bagai es dikutub utara. Semua yang dirasakan cemas untuk menantikan pengumuman pemenang. Juri mulai berkeliling dari meja satu ke meja lainnya. Ternyata meja Larasatilah yang menjadi pilihan terakhiknya. Juri begitu surprise saat melihat tampilan Ramyeon yang berbeda. Ramyeon dengan topping seperti biasanya namun ditambahkan tempe goreng. Juri mulai penasaran terutama juri dari Korea Selatan beliau adalah salah satu Dosen di Chef School Culinary. Seumur hidupnya dia tidak pernah melihat Ramyoen dengan topping tempe goreng dan beliau makin penasaran dengan rasanya. Larasati menata mie dalam mangkuk besar, menatanya dengan topping telor rebus yang dibagi menjadi 2, irisan nori, irisan wortel berbentuk korek api, irisan jamur kuping, jamur enoki, jamur shitake, irisan kimchi, sayap ayam dan tempe goreng tipis diatas mie yang kemudian dia siram dengan kuah kesrut yang mempunyai cita rasa khas dari ranti dan belimbing wuluh (belimbing sayur).
Juri Korea yang bernama Kwang Sun mulai mengambil kuah dengan sendok yang disediakan. Saat beliau menyeruput kuah tersebut betapa terkejutnya beliau hingga melotot karena lidahnya merasakan sensasi yang berbeda. Kali ini yang beliau rasakan adalah rasa yang belum pernah ada dan begitu otentik. Larasati yang melihat ekspresi Dosen Kwang Sun menjadi berkeringat dingin karena takut masakannya tidak enak. Bahkan Dosen Kwang Sun memesan satu porsi lengkap beserta satu mangkuk kimchi untuk dia makan di meja juri dan itu menjadi suatu kebanggaan tersendiri untuk Larasati.
Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba untuk pengumuman pemenang. Akhirnya juri dari Indonesia mengumumkan pemenang yaitu Larasati. Tangis haru emak, apak yang selalu mendampingi pecah bersama riuhnya tepuk tangan dan standing applause mengiringi Larasati yang berjalan menuju juri untuk menerima hadiah. Matanya berkaca-kaca diatas panggung pandangan Larasati tak pernah lepas ke arah Lee Yo Han. Semua ini juga atas usaha Lee Yo Han Larasati hingga sampai di titik ini. Kemudian sang Juri Kwang Sun bertanya apa yang membuat kuah mienya terasa segar dan sedap. Beliau begitu penasaran.
" Lamyeon supeuleul sinseonhago mas-issge mandeuneun iyu?" dan diterjemahkan oleh Host.
"Apa yang membuat kuah Ramyeon kamu menjadi segar dan sedap?". Kemudian dijawablah oleh Larasati.
" Saya memakai bumbu-bumbu Indonesia asli dan yang utama adalah ranti ditambah blimbing wuluh atau belimbing sayur . Dikuah ini juga saya ingin menyatukan dua rasa yang berbeda antara rasa tradisional dan rasa internasional. Rasa Indonesia dan Korea dalam satu cinta" jawaban dari Larasati akan diterjemahkan Host ke dalam bahasa Korea dan tatapan matanya yang tak pernah lepas dari wajah Lee Yo Han.