60 menit sudah perjalanan ini namun jarak masih panjang dan belum ada separuhnya. Larasati yang di awal sudah merasa tak nyaman dengan keadaan merasa tanjakkan ini semakin susah dia lewati. Sesekali Larasati menghentikan langkahnya dan duduk sambil meneguk air mineral. Lee Yo Han yang melihat hal tersebut nampak mengerti dengan apa yang dirasakan Larasati. Lee Yo Han tahu bahwa suasana hati Larasati hilang setelah Anita memutuskan untuk tidak ikut berangkat ke Ijen padahal dialah orang yang paling bersemangat bahkan ini idenya yang tanpa konfirmasi terlebih dahalu pada Lee Yo Han maupun Larasati.
Larasati nampak menyeka keringat dikeningnya dengan posisi duduk kaki terjulur di pohon tumbang yang ada dipinggir jalan. Lee Yo Han sebagai lelaki ikut duduk di samping Larasati tapi lebih memilih diam agar Larasati lebih rileks. Teman-teman satu truck juga berbaik hati turut menunggu mereka berdua untuk menghentikan langkah kaki dan beristirahat sejenak menyegarkan dengan seteguk air mineral serta mengisi perut dengan snack ringan.
Lee Yo Han tak mengeluarkan sepatah katapun hanya memandangi ransel milik Larasati yang begitu terlihat penuh dan besar, mungkin itu juga yang membuat Larasati letih karena bebannya terlalu berat. 15 menit telah berlalu dan Rio sebagai ketua rombongan dan ketua OSIS mengaba-aba perjalan dimulai kembali. Lee Yo Han dengan sigap langsung mengangkat tas ransel Larasati dan memikul dipunggungnya kemudian menggandeng tangan Larasati untuk melanjutkan perjalanan. Raut wajah Larasati yang lelah nampak terkejut bahkan teman-teman yang lainnya juga menunjukkan raut wajah yang sama seperti Larasati. Maklum saja Lee Yo Han kini adalah cowok paling hits disekolah dan banyak cewek-cewek yang mengaguminya terlebih lagi para cewek-cewek pecinta K-pop dan drakor. Berpasang-pasang bola mata nampak memperhatikan Lee Yo Han dan Larasati namun Lee Yo Han tak perduli dan terus melangkah tanpa melepaskan tangan Larasati walau karena semua mata memandang Larasati berusaha melepaskan. Gengaman tangan Lee Yo Han begitu kuat sehingga akhirnya Larasati pasrah. Bisik-bisik lirih terbawa angin hingga ada perasaan tak nyaman dengan kondisi ini.