Paltuding pukul 17.00 wib akhirnya kami sampai ditempat pendirian tenda. Udara dingin mulai ikut meryap seperti awan yang mulai menghitam. Ternyata di tempat itu sudah berkumpul banyak tenda-tenda dari sekolah-sekolah bahkan universitas-universitas luar kota. Lee Yo Han beserta rombongan yang telah di bagi dan setiap 1 tenda berisi 10 anggota. Lee Yo Han tetap satu team dengan Larasati dan mereka mendirikan tenda bersama dengan teman lainnya. Ada yang tak biasa dirasakan Larasati yaitu perubahan Lee Yo Han yang semakin terlihat jelas memberikan perhatian yang lebih daripada keteman-teman cewek lainnya. Namun hati Larasati menjadi bimbang karena takut ini akan menjadi bumerang untuk dirinya. Larasati berusaha menegarkan hatinya bahwa ini semua hanyalah fatamorgana dan bukan kenyataan. Perhatian-perhatian kecil yang dilakukan Lee Yo Han selalu dihindari oleh Larasati yang berusah berkumpul dengan teman-teman lainnya. Menghindari waktu berdua karena Larasati tak ingin hanyut dalam permainan ini. Terlihat ada gurat-gurat kecewa di raut wajah Lee Yo Han. Ada juga rasa cemas di hati Larasati melihat kekecewaan itu tapi ini demi pertemanannya dengan Anita. Larasati hanya bicara dalam hati
"Maafkan aku Lee aku tak mampu meneruskan ini semua" dengan memandangi Lee Yo Han yang akhirnya juga bersama teman yang lainnya mempersiapkan api unggun.
Larasati tak terasa saat dia didalam tenda tertidur lelap karena rasa letih di kakinya setelah menempuh jarak kurang lebih 20 km dari Jambu sampai paltuding. -2 derajat celcius udara kali tepat dipukul 21.00 wib membuat Larasati yang tertidur lelap menggigil kedinginan. Pakaiannya sudah lengkap dengan jaket tebal, kaos kaki, kaos tangan bahkan penutup kepala namun udara dingin itu terus menusuk melalui celah-celah kain. Bulan Juli-Agustus adalah bulan dimana dinginnya udara pegunungan Ijen, bahkan embun direrumputan menjadi butiran salju yang menambah cantik alam semesta malam itu. Lee Yo Han yang sedari tadi bersama para teman-teman yang lain di perapian kahwatir dengan keadaan Larasati karena dari team Ijen Camp berkeliling untuk membangunkan peserta yang tertidur karena takut membeku. Lee Yo Han menuju tenda dan melihat Larasati tertidur namun menggigil,
"Laras... bangun Ras... ayo bangun jangan menakutiku" ujar Lee Yo Han yang sedikit kahwatir dengan keadaan Larasati yang masih tak sadarkan diri.
Bibir larasati mulai membiru dan badannya begitu dingin. Lee Yo Han mengangkat tubuh Larasati, membuka jaket yang Lee Yo Han pakai dan membungkus tubuh Larasati dengan jaket itu padahal Lee Yo Han sendiri hanya memakai kaos selembar. Sambil memeluk tubuh Larasati untuk menghangatkan dengan rasa kahwatir dan cemas. Beberapa menit kemudian Larasati mulai membuka matanya pelan-pelan dan betapa terkejutnya dia melihat wajah Lee Yo Han yang begitu dekat dengan wajahnya dan melihat kecemasan serta mata yang basah karena air mata serta tubuhnya yang didekap erat oleh Lee Yo Han.
"Tuhan apa lagi ini?" kening Larasati berkerut tak mengerti mengapa ini terjadi dan disekelilingnya telah banyak teman-teman cewek yang dengan raut muka cemas.
"Ras... bangun yuk kita ke api unggun agar tubuhmu hangat", Lee Yo Han bicara pada Larasati.
Larasati masih setengah sadar dan melihat sekeliling satu persatu. Dia melihat Fitri tengah membalur minyak kayu putih pada tangan dan kakinya. Sambil melepaskan dekapan Leee Yo Han bertanya paada Fitri.
"Aku kenapa Fitri?" seraya masih tak mengerti dengan kejadian ini.
"Kamu tadi tertidur Ras dan udara disini minus 2 derajat celcius untunglah Lee Yo Han ke tenda untuk melihatmu karena panitia Ijen Camp berkeliling untuk membangunkan semua orang yang berada di dalam tenda untuk ke perapian agar tak membeku dan kamu ditemukan menggigil tak sadarkan diri oleh Lee Yo Han untung tak terlewatkan Ras bibirmu sampai membiru" penjelasan panjang itu membuat hati Larasati luluh dan melihat kearah lee Yo Han yang hanya memakai kaos kemudian melihat ketubuhnya yang ternyata jaket Lee Yo Han telah menghangatkan tubuhnya.