KINDRA

krkawuryan
Chapter #7

Malik

Meskipun sudah gelap, ibu kota masih belum terlelap, lalu lintasnya masih sibuk dengan dengung kendaraan dan asap knalpot. Untunglah masih ada sisa udara untuk Malik yang sejak beberapa menit lalu menghentikan mobilnya di pinggir trotoar jalan protokol. Sesekali ia memicingkan matanya akibat kerlap cahaya videotron jumbo di tubuh pusat perbelanjaan besar yang menerangi jalan dalam radius satu kilometer.

Sudah tiga puntung rokok berserakan di tempat Malik berdiri sekarang, ajudannya hanya memperhatikannya dari dalam mobil, menatap lekat-lekat bosnya agar tidak seketika raib ditelan bumi. Malik melarang mereka turun, ia butuh ruang untuk sendirian menghirup oksigen malam ini.

Benaknya menerawang, membayangkan akhir dari adu strategi Setyo dan Pras. Siapa pun yang kalah, Victoria akan selalu menjadi pemenang. Dengan uang sebesar itu, proyek Kindra tidak akan berhenti, tidak ada yang sanggup menahan jutaan dolar yang setiap tahun tersetor ke kantong mereka.

Namun, jauh di dalam hatinya, ia merasa berdosa. Ada tanggung jawab nyawa yang akan ditanggungnya. Ratusan juta jiwa tidak akan mampu bertahan hidup dalam beberapa puluh tahun ke depan, negara ini sedang dikuras, tidak ada celah untuk generasi cucu hidup di negeri ini.

Namun jika dirinya mengutarakan kebimbangannya ke Pras, maka Pras akan dengan lantang mengatakan bahwa negara ini memang sudah hancur, tidak akan bisa diperbaiki lagi. Jika sebuah negara diisi oleh barbarian yang lebih banyak bicara ketimbang berpikir, sebaiknya dipotong saja garis generasinya. Nanti akan dibuat lagi yang baru, yang jauh lebih baik. Sebuah lilin akan mudah dibentuk jika sudah melebur.

Pelan-pelan Malik mengakui ideologi Pras, namun, orang-orang yang terlibat dalam proyek membuatnya ragu. Mereka lebih besar perut daripada otak. Ditambah lagi, ia harus menentukan sikap. Karena jika Setyo benar mau menumbangkan Pras, maka ia harus memilih ikut kubu siapa, sebab yang kalah akan dibungkam. Dibungkam Setyo sama dengan penjara, atau bisa juga mati. Dibungkam Pras, pasti mati.

Lihat selengkapnya