KINDRA

krkawuryan
Chapter #41

Nadir

Malam selalu memiliki dua wajah, satu dengan hingar bingar dan gemerlap, lainnya sepi berselimut sendu, persis gang ini, saat semua manusia terlelap dalam lelah atau kecemasan untuk hidup saat matahari kembali esok pagi. Singgih merasakannya.

Meskipun ia yakin Ayu sudah aman, tapi ada yang mengganjal jauh di dalam pikirannya. Ada rasa takut untuk menghadapi esok pagi. Ia hanya bisa menatap lembut ke arah Ayu yang kini sibuk mencari kunci di sakunya dan berucap akan berkemas dalam hitungan menit. Gerakannya tidak ada yang berarti, tapi Singgih memperhatikannya dengan tersimpul kecil

Singgih sudah jatuh cinta akut sampai tidak terasa gerimis menitik di kepalanya. Dalam hati, ia bersumpah tidak akan membiarkan hal buruk menimpa Ayu, apalagi jika harus terkena dampak dari drama pemilu yang diikutinya ini.

“Jangan mengintip,” ujar Ayu setelah berhasil membuka kuncinya. Suaranya meneduhkan, rautnya menggemaskan.

“Saya akan bertahan.” Timpal Singgih dengan senyum bahagia seluas semesta.

Tidak lama lampu depan kontrakan Ayu menyala menerangi Singgih yang berdiri mematung di gang sempit ini. Senyumnya masih mengembang, pikirannya masih melayang, hingga suatu kejadian membuat mimpinya sirna kurang dari satu kedipan mata.

Lihat selengkapnya