Kini & Lalu: A Novelization

Misaka Takashi
Chapter #4

Bab 4: Persahabatan

“Apa perpustakaan tidak menyimpan arsip Klub Sastra?!” Claris terkejut saat dirinya tengah membuka tutup botol minumannya.

“Iya, itu benar. Mereka bilang kalau arsip Klub Sastra tidak tersimpan di perpustakaan,” jawab Ferdi sambil memasukkan ponselnya ke dalam sakunya.

“Lalu, bagaimana ini?” tanya Claris.

Aku tidak tahu ingin menjawab apa. Mereka benar-benar tidak menyimpan arsip klub Sastra. Melihat refrensi yang cocok mungkin akan memakan waktu yang lama dan tidak akan sempat selesai naskahnya. Ini masih awalnya saja belum lagi ketambahan perdebatan yang tidak jelas. Aku berdiri dari bangku kantin yang aku duduki. Jam istirahat kedua masih lama berakhirnya. Sejak tadi aku belum membeli apapun di kantin sekolah. Sebenarnya aku bisa saja membuat bekal seperti kemarin tetapi karena aku malas untuk membuat bekal aku memutuskan untuk makan siang di sekolah.

Kantin sekolah di jam istirahat kedua ini cukup ramai. Bahkan lebih ramai dari jam istirahat pertama. Biasanya di jam pertama para siswa sudah kekenyangan karena sarapan yang sudah tersedia di rumah. Memiliki tujuh kedai yang di mana banyak sekali variasi makanan. Langgananku berada di kedai nomor dua. Selalu saja ramai di kedai nomor dua karena jajanannya yang begitu enak dan juga lumayan murah. Antrian ini mungkin akan memakan waktu yang sangat panjang.

Sekian lama mengantri, aku berhasil membeli sandwich kesukaanku. Karena aku sering beli di kedai dua itu sampai-sampai pemiliknya kenal denganku. Aku jarang sekali ke kantin, itu pun karena tidak membawa bekal saja dari rumah. Resiko tinggal di rumah sendirian.

Aku kemudian kembali ke bangkuku bersama Ferdi, Sayaka, dan juga Claris. Ini baru pertama kalinya kami semua berkumpul di luar jam ekstrakulikuler. Tidak seperti biasanya juga Ferdi yang minta mengajak kami bertiga. Sekarang kami seperti geng kecil. Geng kecil ini sering kali jadi bahan pembicaraan oleh siswa lain. Mungkin suatu saat akan ada orang luar yang ingin bergabung dengan geng kami. Alasannya ada dua siswa yang sangat terkenal, si pirang Claris dan juga si tampan Ferdi. Cukup mengesankan bukan.

“Jadi, sampai mana kita tadi?” tanyaku.

“Perpustakaan tidak memiliki arsip klub Sastra,” jawab Sayaka.

Lihat selengkapnya