Seperti pada hari-hari sebelumnya bukan, kegiatan rutin yang dilakukan sepulang sekolah. Klub Sastra, kegiatan yang sebelumnya penuh kegabutan sekarang sudah tidak. Istirahat kedua kita belum menemukan refrensi apa yang kita gunakan. Karena waktu tidak cukup pada istirahat kedua, kini kami semua akan menentukan refrensi apa yang kita akan pakai.
Claris mengambil spidol lalu berusah menulis tulisan refrensi di papan tulis. Ia kemudian menarik garis ke bawah. Claris mulai menjelaskan refrensi apa yang akan dipakai. Setiap orang akan mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Di mulai dari Ferdi, mari kita simak usulan apa yang akan keluar dari kepalanya.
“Aku memiliki sebuah usulan yang di mana kita akan mengambil refrensi dari novel-novel terkenal seperti ‘Camar Biru’, ‘5 cm’, dan juga karya lainnya,” usul Ferdi.
Sekejap ruangan hening. Aku memahami usulan Ferdi, tapi aku rasa tidak perlu novel juga yang dijadikan sebuah refrensi. Maksudku adalah jika refrensinya dari buku akan lama untuk membuat suatu cerita.
“Ada yang setuju?” tanya Claris yang kini menjadi moderator rapat.
Aku tidak menyetujui usulan dari Ferdi karena itu akan memakan waktu sangat lama. Belum lagi ditambah tugas-tugas yang akhir-akhir ini melunjak.
“Mengapa?” tanya Claris.