Sayaka, masih mengikuti perkembangan berita. Para pemadam kebakaran sudah tiba di lokasi. Belum ada korban jiwa, sekarang tempat tersebut masih kebakaran. Mungkin, hari ini aku pulang malam lagi. Mengingat SMP X sangat jauh dari komplek rumahku.
“Sayaka, kamu tidak apa-apa kan pulang sedikit malam?” tanyaku. Karena hanya Sayaka lah yang paling rawan jika pulang sendirian. Sedangkan Claris bisa menghubungi sopirnya.
Sayaka menganggukkan kepalanya. Setidaknya aku harus mengantarnya pulang terlebih dahulu sebelum aku pulang ke rumah.
“Nevan, mengapa Ferdi bangga menyebut dirinya sendiri pahlawan tetapi cerita yang sebenarnya tidak seperti itu?” Claris bertanya dengan nada pelan dan terlihat seperti sedih yang baru saja mendengar cerita tentang Ferdi.
“Sebenarnya, Ferdi tidak senang menyebutkan dirinya sebagai pahlawan,” jawabku. Aku berbicara sesuai dengan apa yang pernah dikatakan oleh Ferdi saat ia bercerita tentang pengalamannya yang begitu indah, namun terlihat sangat gelap di dalam.
“Kenapa?” tanyanya.