Pada akhirnya, kami menemani Claris ke rumah sakit Y untuk menemui Ferdi yang terluka. Aku dan Sayaka menumpang bersama Claris dengan mobil Toyota Yarisnya. Ternyata hari ini adalah hari yang sangat panjang juga. Aku tidak tahu apa yang membuatnya peduli dengan Ferdi. Padahal, saat awal bertemu ia tidak sampai seperti ini. Apakah ada sesuatu yang menarik atau apakah Claris sudah menemukan orang yang cocok. Kalau tidak salah, saat itu Ferdi pernah bilang kalau Claris sangat cantik. Syukurlah kalau mereka berdua adalah jodoh.
Mobil itu berhenti di lokasi yang dituju. Rumah Sakit Y yang berada di tengah kota Surabaya. Cukup besar bagiku dan ini aku baru pertama kalinya masuk rumah sakit ini. Apa yang perlu dibanggakan coba. Suster berjalan lalu lalang untuk membantu dokter-dokter yang tengah bertugas. Aku kemudian menuju Customer Service untuk menanyakan kamar dengan pasien bernama Ferdi.
Suster yang menjaga kemudian memberi tahu di mana kamar Ferdi berada. Kamar Ferdi berada di lantai empat. Tapi, karena lift umum sedang dalam perbaikan kami berempat menaiki tangga menuju lantai empat.
Setibanya di lantai empat, terdapat ayah dan ibu Ferdi yang tengah menunggu di luar kamarnya. Aku pernah bertemu dengan orang tuanya sekali, saat itu aku dan Ferdi tengah mengerjakan tugas kelompok bersamanya. Aku kemudian mengampiri orang tua Ferdi.
“Selamat malam, om, tante,” sapaku dengan ramah.
“Ah, Nevan. Selamat malam,” sapa ibu dan ayahnya.
Aku kemudian memperkenalkan Claris dan Sayaka yang juga merupakan teman Ferdi. Kondisi Ferdi baik-baik saja untungnya tidak ada yang terluka. Ia hanya pingsan saja menurut cerita orang tuanya. Aku belum mengetahui mengapa Ferdi bisa pingsan. Dan juga, cerita dengan pastinya aku belum mengetahuinya.
Orang tua Ferdi kemudian mempersilahkan kami bertiga masuk. Kondisi Ferdi sudah sadar saat ini. Ia kini sedang berbaring dan melihat langit luar yang sudah malam. Aku kemudian menyapanya. Ferdi menoleh ke kami bertiga. Ia tersenyum. Bisa-bisanya dikondisi seperti ini ia malah tersenyum. Berapa banyak pun orang yang sudah menyakiti Ferdi. Ia masih saja bisa tersenyum.