Kirari

IBU KYOKO
Chapter #13

13. Semangat Baru di Odaiba

Odaiba, 

November 2018.

Kirari masuk ke dalam elevator dan merapikan no-collar jacket warna Mellow Rose  yang dia beli dengan harga diskon promo awal musim dingin. Lift terbuka dan dia melangkahkan kaki dengan cepat menuju stasiun Tokyo Teleport.

Ya, Kirari sudah resmi pindah ke asrama di Tokyo International Exchange Center yang berada di Odaiba. 

Di asrama ini, dia tidak hanya menemukan mahasiswa Tokyo Tech, namun juga berbagai kampus di Tokyo, seperti: Waseda, Keio, Tokyo University, dan GRIPS (Graduate Institute for Policy Studies). Untuk masuk ke asrama ini dibutuhkan nilai transkrip S1 dan pengisian esai yang tidak sedikit, mungkin itu sejalan dengan fasilitas yang diberikan. Kamar Kirari, meskipun single room, tetapi mempunyai fasilitas dapur yang lengkap dan walk-in closet, serta ruangan utama yang bisa menampung 1 keluarga keci. 

Kirari berjalan terus menyapa Patung Gundam yang ada di sebelah kirinya, berjalan terus melewati pusat perbelanjaan Divercity yang dilanjutkan dengan pusat belanja Venus Fort di sebelah kanan. Odaiba adalah pusat wisata keluarga modern dan perbelanjaan. Hotel bagus dengan shuttle bus langsung ke Disney Land juga ada di sana.

Sebuah daerah elit yang dihubungkan dengan kereta jalur Yurikamome, kereta tanpa awak yang meskipun mahal tetap dicoba banyak orang demi melihat pemandangan futuristik dari pulau buatan tersebut.

Jika saja Odaiba juga menyajikan Gyomu Supa (Toko bahan makanan rumahan & industri murah), maka tinggal di sana adalah sebuah kesempurnaan bagi Kirari. 

Kelas Rabu pagi itu dimulai dengan kelas diskusi Kurokawa Sensei, membahas tugas yang diberikan oleh beliau tentang “Kota manakah yang paling menarik di Jepang?”.

“Saya senang karena analisa kalian hari ini sangat menarik untuk disimak. saya kira kalian semua akan menjelaskan tentang: Kyoto, Osaka, atau Tokyo. Namun, jawaban kalian justru tentang: Kanazawa, Kobe dan Tsukuba. Amat menarik.” Kirari bisa melihat muka Kurokawa sangat puas dan senyumannya saat itu membuat penampilannya pagi itu mendapat skor 12 dari 10.

“Penjelasan Kirari tentang Tsukuba, terutama, sangat menarik. Saya juga berfikir yang sama. Tsukuba harus lebih fokus pada “wisata pengetahuan, edukasi dan teknologi”. Sehingga, ketika berbicara tentang Ibaraki-ken (prefektur dimana Tsukuba adalah salah satu kotanya), orang tidak hanya teringat pada Hitachi Kaihin Kouen (Hitachi Sea-side park), dan bisa menaikkan posisi Ibaraki-ken dari daftar terbawah sebagai prefektur paling tidak menarik di Jepang.” Kurokawa seharusnya saat itu melihat muka Kirari yang merah seperti kepiting rebus.

Kirari lahir dan tumbuh di Tsukuba-shi, Ibaraki-ken, sebuah daerah 45 menit dari Tokyo yang terkenal sebagai daerah dengan berbagai universitas, research center dan JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency). Membahas Tsukuba pada tugas Kurokawa Sensei membawa Kirari bernostalgia pada masa kecilnya hingga umur 6 tahun sebelum pindah ke Nagoya. Sangat menyenangkan!

Minggu depan, kelas diskusi bersama Kurokawa Sensei akan lebih serius untuk membahas potensi wisata dari industri tradisional Arimatsu Shibori, yang memang alasan utama mengapa kelas diskusi ini dibuat. Pada semester pertama, mereka akan hanya akan melakukan diskusi kelas dan membahas paper, namun pada semester selanjutnya mereka akan mulai rutin mengadakan kunjungan ke Arimatsu. Bahkan, kalau semuanya lancar, mereka bisa diminta untuk membantu membuat persiapan Arimatsu Shibori Matsuri (Festival) yang dilaksanakan pada bulan Juli. 

Lihat selengkapnya