Kamis, 27 Desember 2018
Sungguh, kalau bukan karena Gala sudah menunggu sejak lama untuk diskusi tentang roadshow PPI Kanto dan Kirari rindu berbicara Bahasa Indonesia, ingin sekali dia diam di kamar hari ini sebelum memulai sesi “banting tulang di lab” jilid II.
Atas nama pertemanan, akhirnya Kirari pun melangkahkan kakinya ke kantin dan duduk bersama teman-teman Indonesianya.Kanna terlihat memainkan garpu yang tertancap tomat dibawahnya, seperti memikirkan sesuatu yang rumit. Di samping kanannya terdapat kotak penyimpanan makanan yang di dalamnya terdapat risol ragout yang dirinya buat sendiri.
Di sebrangnya terdapat Reza yang sedang membuka portal berita Indonesia sambil memakan cemilan asin yang dibawa Kirari dari lab. Sesekali bibirnya berucap, “Emang dasar netizen +62”. Padahal dia juga termasuk bagian dari netizen tersebut.
Sementara Gala, dia sedang sibuk di depan laptopnya mencari file bahan presentasi untuk pemilu Ketua PPI Kanto pada Januari 10 nanti.Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) adalah wadah organisasi mahasiswa Indonesia di seluruh dunia dan di Jepang sendiri organisasi ini dipecah lagi ke dalam beberapa regional.
Untuk Tokyo, Tsukuba, Gunma dan sekitarnya, bernaung di bawah PPI daerah Kanto. Yang unik adalah PPI yang berada di Tokyo hampir semuanya berbasis kampus, artinya adalah setiap kampus di Tokyo biasanya mempunyai PPI-nya sendiri. Tokyo Tech adalah salah satu PPI yang paling aktif berada di Tokyo, Sehingga, berada di Tokyo Tech adalah sebuah modal sendiri bagi Gala untuk maju ke dalam pemilu PPI daerah Kanto. Sampai di sini sudah terdengar cukup rumit?
“Hmmm, Kira, coba lo cek.” Gala memberikan laptopnya pada Kirari.
“Menurut gue kontennya masih kurang pas, coba lo liat lagi ya, please.” Kirari mengamati layout dan grafis presentasi yang tidak biasa pada presentasi Gala.
“Ini bukan lo yang buat kak? Ini kok bisa elegan bagus gini desain presentasinya?” Gala gemas sekali mendengar komentar Kirari.
“Keliatan ya? haha. Kanna yang buatin layout-nya.” Gala melirik ke arah Kanna yang kelihatan sedikit malu.
“Sasuga, gak heran bisa keren begini, yang ngerjain arsitek!” Kirari mengacungkan jempol kanannya pada Kanna.
”Menurut gue dari segi konten sudah pas, cuman gue masih bingung aja sih..” Kirari merasa ragu untuk melanjutkan kalimatnya. ”Kenapa sih lo masih mau naik jadi Ketua PPI Kanto? Motivasinya gak tertulis jelas di slide bagian awal”
Gala akhirnya menjelaskan bahwa tujuannya untuk mengikuti pemilihan PPI Kanto adalah untuk menambah jaringannya ke seluruh Jepang, terutama ke jajaran Bapak/Ibu pejabat di KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Tokyo. Karena memang, ada kalanya jajaran PPI Kanto akan bertemu dengan Atdikbud (Atase Pendidikan dan Kebudayaan) KBRI Tokyo.
Selain itu, dengan menjadi Ketua PPI Kanto maka akan lebih mudah baginya untuk selanjutnya menjadi ketua PPI Jepang lalu PPI Dunia. Jawaban Gala itu sontak membuat Kanna dan Reza berfikir, “ Wah, lo keren banget punya misi panjang ya, Kak.” Sayangnya, alasan itu tidak mengena sama sekali bagi Kirari.
“Semua alasan itu untuk pengembangan internal diri lo ya kak? hmmm…gue kira lo akan mulai berfikir sesuatu yang berdampak buat mahasiswa dan Indonesia hehe. Ternyata gue terlalu berharap banyak ya sama mantan Presiden Kabinet KM ini. ” Komentar Kirari membuat Gala terdiam, jika kalimat itu dilontarkan oleh selain Kirari mungkin sudah dia ajak debat terbuka saat itu juga.