Kirari

IBU KYOKO
Chapter #25

25. Selamat Kembali ke Nagoya, Kirari!

Nagoya,

13 Januari 2019

“Ladies and gentlemen, we will soon make a brief stop at Nagoya"

Suara pemberitahuan dari dalam shinkansen memberhentikan sementara obrolan Yu Joon, Kirari dan Rahul. Dalam beberapa menit ke depan mereka akan turun di Nagoya untuk mengambil data yang digunakan sebagai bahan pengerjaan Ujian Akhir Semester di kelas Okuda Sensei. Tiga sekawan itu mengambil tas dari atas lemari penyimpanan atas, membersihkan sampah yang berada di meja, lalu membetulkan sandaran kursi kereta. Seolah mereka tidak ingin dianggap sebagai orang asing yang tidak mengerti tata krama berkereta di Jepang

Begitu terasa Nozomi Shinkansen telah berhenti, Yu Joon dan Kirari bergerak turun menuju pintu keluar yang ketika dibuka terlihatlah barisan calon penumpang yang mengantri rapi. Ini hari minggu dan masih saja ada yang menggunakan setelah jas kerja licin. 

Rahul menepuk bahu Kirari dengan botol minuman bermotif bunga. “Ini, kau ketinggalan ini di kereta,” katanya. Kirari mengambil  botol itu dari tangan Rahul. "Terimakasih, hampir saja ketinggalan barang penting!"

“Kau benar tidak apa-apa?” Rahul bertanya kepada Kirari yang sejak tadi tidak berhenti meminum air hangat dari botol minum. Kirari tidak terlalu suka terlihat lemah, apalagi di depan laki-laki, namun dia tidak bisa menyembunyikan hidung merah karena masuk angin, dan batuk yang menyiksa tenggorokannya. 

“Kau terlihat tidak seperti biasanya, seperti setengah jiwamu tertinggal di Tokyo,” kata yang terlontar dari Yu Joon tidak salah, karena kalau tujuan bepergian kali ini bukan untuk mengambil bahan ujian, maka Kirari sudah meminta izin kepada Sensei agar diperbolehkan beristirahat. Kepalanya berat, serangan sakit kepala pelan-pelan mulai datang. Alhamdulillah, sisa obat sakit kepala terakhir sudah tersimpan rapi di dalam ranselnya.

“Perlu aku bilang pada Kurokawa Sensei bahwa kau sakit?” Rahul menolehkan kepalanya ke arah Kurokawa yang sedang berdiri mengecek dokumen di samping Okuda Sensei.

“Tidak perlu, kondisi saya sudah jauh lebih baik.” Sedikit berbohong mungkin dibutuhkan Kirari untuk saat ini. 

“Tapi, kau bawa kertas berisi panduan hari ini, kan?” Yu Joon mulai bertanya seperti kakak yang mengecek adiknya yang akan berangkat karyawisata SD.

“Ah! Iya itu dia ... aku tidak bawa kertas panduan.” Kelemahan Kirari adalah dirinya pelupa dan keadaan sakit membuat sinyal lupa nya 32 kali lebih kuat.

Yu Joon langsung menyelipkan kertas panduan studi lapangan miliknya ke dalam tas ransel Kirari. “Sudah kuduga,” ucapnya.

“Bawa powebank atau charger?” 

Lihat selengkapnya