Kirari

IBU KYOKO
Chapter #28

28. Perjalanan Shinkansen Terbaik

13 Januari 2019

Stasiun Nagoya, Gerbang Shinkansen Taiko Dori

15.20 JST

28 mahasiswa yang mengikuti studi lapangan berdiri di sekitar pintu gerbang masuk Tokaido Shinkansen. Beberapa ada yang memegang kantong kertas berisi oleh-oleh khas Nagoya seperti unagi pie (pie belut) dan ebi senbei (keripik udang).Setengahnya mengobrol satu sama lain, dan setengahnya mencoba mengurangi kebosanan dengan menatap lekat ponsel.

Mereka yang menatap ponsel tidak sedikit yang bermuka bosan setengah hidup, seakan keningnya berkata “Cepat pulangkan aku ke Tokyo” atau berkata “Kenapa di stasiun besar seperti ini tidak ada wi-fi gratis?” Kurokawa Sensei mengecek kembali tugas yang dikumpulkan oleh rombongan Okuda Sensei di Arimatsu dan rombongannya yang pergi ke Inuyama.

Semuanya sudah mengumpulkan foto kecuali satu orang. Kurokawa memicingkan matanya, berulang kali mengecek emailnya yang masuk. Nihil, email dari anak itu nihil. 

“Kurihara-san! Apakah kau sudah memberi tahu Kirari bahwa kita berkumpul jam 15.00 JST?” Okuda Sensei meninggikan nada suaranya.

“Sudah, lagipula bukankah semuanya tercatat pada kertas informasi yang kita berikan sejak lama, Sensei?” Rie mencoba memberikan penjelasan logis kepada senseinya.

Okuda Sensei terlihat kesal sekali karena jam 17.30 JST dia akan menghadiri rapat di fakultas, sementara Shinkansen dari Nagoya ke Tokyo menghabiskan waktu 1 jam 40 menit. 

“Kita tunggu 15 menit lagi, kalau belum datang juga, kita tidak usah menunggu anak itu.” Suara Okuda Sensei cukup menggelegar, membuat murid sampai melepaskan sumpalan headphone di telinga. 

Ying mencoba menelfon Kirari namun tidak ada jawaban, lalu dia mengontak Kirari lewat LINE yang juga tidak dibalas. Gadis Malaysia itu mendekati Kurokawa Sensei dan berkata, “Sensei, aku mencoba untuk menelfon dan mengontak LINE-nya juga tidak ada jawaban. Sepertinya ponselnya mati.” Kurokawa menatap Ying dan tersenyum tipis padanya, tidak tahu harus berkata apa karena dirinya sendiri pun merasa panik. Kemana Kirari pergi?

“Ryoma! Kau membiarkan Yu Joon dan Rahul untuk pulang telat dari Nagoya?” Okuda Sensei menghampiri Kurokawa yang sedang menanyakan kontak LINE Kirari kepada Ying. “Ya, karena mereka izin ada urusan keluarga sebentar.” Kurokawa menambahkan, “Lagipula mereka sudah mengumpulkan tugas paling cepat, dan jawaban mereka lebih bagus dari rata-rata murid.” Mendengar jawaban Kurokawa membuat Okuda Sensei mendengus, “Kau terlalu longgar terhadap mahasiswa asing.”

“Apakah Kirari sudah mengumpulkan tugasnya?” Okuda Sensei mengarahkan telunjuknya kepada Kurokawa. “Itu ...” Rie mencoba untuk menjawab Okuda Sensei namun segera dipotong Kurokawa. “Sudah, sekitar jam 12.50.” Ini adalah kali kedua dia berbohong kepada Okuda Sensei seumur hidupnya. 

Rie langsung memicingkan matanya kepada Kurokawa yang dibalas tatapan yang tak kalah tajam dari Kurokawa. “Baguslah kalau begitu. Jika sebaliknya, aku akan pastikan nilai akhirnya tidak akan lebih dari B-“. Nada bicara Okuda Sensei masih terdengar berang.“Kita tunggu 10 menit lagi, jika dia belum datang juga, kita tinggal saja. Biarkan dia membeli tiket pulang sendiri.” 

Kurokawa diam berfikir, dia tidak ingin terlalu terlihat membela Kirari, meskipun dia tahu saat ini logikanya tidak terlalu bekerja dengan baik. “Saya akan menunggu Kirari disini, silakan Sensei dan mahasiswa lain pulang terlebih dahulu. Saya sedang cukup luang.” Kurokawa memberanikan diri menawarkan solusi yang paling mungkin.

Okuda Sensei memandangnya heran karena sejauh yang dia tahu, Kurokawa sedang sibuk mempersiapkan materi untuk rapat daring dengan Tim dari Stanford University dan UNESCO besok senin.

16.35 JST

Kirari mengikuti Kurokawa dari belakang menuju peron Tokaido Shinkansen untuk penumpang kursi Jiyuuseki (Kursi non-reservasi). Matanya mengarah ke tas punggung miliknya yang dibawa dibawa oleh Kurokawa. Dari sejak tadi lelaki tersebut tidak berkata apa-apa. Dia hanya memberikan Kirari botol hangat, dan tanpa menunggu izin dari Kirari langsung membawakan tasnya.

Lihat selengkapnya