Arimatsu,
9 Maret 2019
09.00 JST
“Powerbank?”
“Bawa.”
“Kamera?”
“Bawa.
“Ponsel? Baterai penuh? Kita harus merekam wawancara juga hari ini."
“Sudah siap sempurna, Sensei.”
Kirari paham Kurokawa pasti tidak ingin menanggung kesal dengan membawa asisten riset yang tidak punya persiapan matang. Sebelum tidur semalam, Kirari mengecek sampai tiga kali semua peralatan yang harus dibawa agar kejadian saat ke Arimatsu pertama kali tidak diulang.Bahkan dia juga mempersiapkan cokelat dan tissue basah untuk menopang kebutuhan Kurokawa.
Ah, Kirari bisa saja.
Nozomi shinkansen datang perlahan menuju peron nomor 14, dan masuklah Kurokawa dan Kirari mencari kursi kosong dengan cepat karena antrian penumpang sangat banyak di hari Sabtu ini. Kebanyakan dari mereka adalah keluarga dan pasangan yang akan berlibur. “Iina..enaknya berlibur di hari Sabtu, sementara aku berangkat untuk riset, “ gumam Kirari.
“Kirari, ayo duduk di samping saya.”
“Haik? Ya?”
“Memaksimalkan kursi. Lagi pula saya masih harus membuat draft jurnal selama di perjalanan dan mungkin butuh bantuanmu untuk menghalangi sebelah saya diisi oleh orang yang berisik.” Kirari tidak menolak usulan tersebut, karena bisa saja kursi di samping Kirari juga akan terus kosong sepanjang perjalanan karena orang Jepang cenderung menghindari duduk di sebelah orang berjilbab.
Kurokawa langsung membuka laptop dan memasang headphone di telinga, seakan siap untuk putus hubungan dengan dunia sekitarnya. Tidak mau kalah serius dari laki-laki di sampingnya, Kirari pun membuka kembali catatan terkait narasumber yang akan diwawancara mereka hari itu.
Tujuan hari ini adalah untuk mempertanyakan sejauh apa persiapan mereka menuju Arimatsu Shibori Matsuri di Juli awal mendatang. Narasumber pertama adalah seorang kepala staff dari Gedung Shibori Kaikan, Haneda-san, yang telah menghabiskan 40 tahun hidupnya untuk menjaga tempat tersebut.